Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo membeberkan laba bersih konsolidasi BUMN untuk tahun buku 2024 relatif terkoreksi jika dibandingkan dengan capaian 2023.
Berdasarkan data milik Kementerian BUMN, laba konsolidasi perusahaan pelat merah tahun ini mencapai Rp304 triliun, atau susut 7,03% jika dibandingkan denga capaian sepanjang 2023 di level Rp327 triliun. Hitung-hitungan itu berasal dari laporan kinerja konsolidasi BUMN yang belum diadutit.
“Prediksi kami laba bersih di tahun 2024 akan sedikit turun karena makin sempitnya crack spread dari kilang Pertamina,” kata Kartika saat membuka Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Di sisi lain, Kartika menambahkan, pendapatan konsolidasi BUMN sepanjang 2024 menyentuh level Rp3.128 triliun atau naik 6,6% dari posisi pendapatan tahun sebelumnya di angka Rp2.933 triliun.
Kendati terjadi penurunan laba bersih, Kartika menerangkan, terdapat pertumbuhan untuk nilai aset dan modal secara konsolidasian secara tahunan.
Kementerian BUMN mencatat total aset konsolidasi BUMN untuk tahun 2024 mencapai Rp10,950 triiliun, atau naik 5,3% dari posisi total aset tahun sebelumnya di angka Rp10.402 triliun. Pertumbuhan aset konsolidasi itu mencapai 7,1% selama periode 2020 sampai dengan 2024.
“[Terkait laba] Kami mendekati 3% untuk total aset dan juga mendekati 10% pada aspek pengembalian modal,” kata dia.
Adapun, total ekuitas konsolidasi perusahaan pelat merah pada 2024 mencapai Rp3.510 triliun, atau naik 1,91% dari posisi total ekuitas pada 2023 sebesar Rp3.444 triliun. Posisi ekuitas konsolidasi itu naik 9,1% sepanjang periode 2020 sampai dengan 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.