Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah analis memperkirakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan memberi rekomendasi saham unggulan pada perdagangan hari ini, Senin (3/2/2025).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG selama sepekan ditutup mengalami penguatan 0,16% pada posisi 7.166,056 dari 7.154,658 pada pekan sebelumnya.
Adapun kapitalisasi pasar Bursa mengalami penurunan sebesar 0,08% menjadi Rp12.462 triliun dari Rp12.472 triliun pada pekan sebelumnya.
Tim Analis MNC Sekuritas memperkirakan posisi IHSG masih rawan terkoreksi untuk menguji 7.010-7.035 dahulu pada perdagangan hari ini, Senin (3/2/2025).
"Selama masih mampu berada di atas support-nya, maka IHSG berpeluang menguat ke 7.166-7.190," seperti dikutip dalam riset, Senin (3/2/2025).
IHSG diproyeksikan bergerak pada rentang support 6.967, 6.931 dan resistance 7.190, 7.341.
Baca Juga
MNC Sekuritas memberikan rekomendasi agar investor mempertimbangkan opsi buy on weakness untuk saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), speculative buy untuk saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), dan sell on strength untuk PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA).
Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam risetnya menilai IHSG berpotensi fluktuatif pada awal pekan ini, sebelum berpotensi kembali ke minor bullish trend dengan resistance terdekat di level 7.150-7.200 pada pekan ini. Adapun, IHSG diproyeksikan mencapai level pivot di 7.100 serta level support di 7.050.
Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi fluktuasi IHSG. Dari luar negeri, terdapat momen indeks-indeks Wall Street yang melemah dipengaruhi oleh antisipasi terhadap penerapan kebijakan tarif baru kepada sejumlah mitra dagang AS, khususnya Kanada, Mexico dan China pada 1 Februari 2025.
Dari dalam negeri, Foreign Direct Investment (FDI) membukukan pertumbuhan hingga 33,3% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal IV/2024, jauh lebih tinggi dari realisasi kuartal III/2024 di 18,60% yoy.
Pasalnya, secara historis, realisasi investasi umumnya mengalami perlambatan saat transisi kepemimpinan. "Realisasi tersebut mengindikasikan optimisme investor terhadap 100 hari Prabowo-Gibran dan memvalidasi kondisi positif indikator-indikator makro lain di Desember 2024," tulis Valdy dalam risetnya pada Senin (3/2/2025).
Selain itu, pasar juga mengantisipasi data indeks manufaktur dan inflasi untuk periode Januari 2025. Inflasi total diperkirakan naik ke 1,88% yoy di Januari 2025 dari 1,57% yoy di Desember 2024.
"Hal ini memperkuat keyakinan bahwa kondisi ekonomi yang lebih baik di Desember 2024 masih akan berlanjut sampai dengan kuartal I/2025," tulis Valdy.
Seiring dengan kondisi tersebut, Phintraco Sekuritas menilai terdapat sejumlah saham yang patut diperhatikan. Deretan saham yang direkomendasikan antara lain PT Surya Eka Perkasa Tbk. (ESSA), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Elnusa Tbk. (ELSA), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG), dan PT BTPN Syariah Tbk. (BTPS).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
IHSG sesi I berada di zona merah dengan melemah 2,27% ke level 6.947,77 pada perdagangan Senin (3/2/2025).
Berdasarkan data RTI Business, IHSG dibuka di posisi 7.109,19. Adapun, hingga 12.00 WIB, IHSG bergerak di rentang 6.933,14 hingga 7.111,04.
Tercatat, sebanyak 131 saham menguat, 494 saham menurun, dan 168 saham stagnan. Adapun, kapitalisasi pasar alias market cap saat ini mencapai Rp12.048,37 triliun.
IHSG dibuka melemah ke level 7.022,23 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/2/2025). Harga saham bank jumbo kompak dibuka jeblok.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di posisi 7.087,75 pada perdagangan hari ini. IHSG kemudian melemah 1,22% menuju ke posisi 7.022,23 pada pukul 09.05 WIB.
Pada awal perdagangan, IHSG bergerak di rentang terbawah 7.015,24 dan tertinggi 7.089,7. Adapun, kapitalisasi pasar alias market cap saat pembukaan mencapai Rp12.170 triliun. Terdapat 130 saham menguat dan 263 saham melemah.