Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka variatif pada Kamis (23/1/2025) setelah reli pada pasar AS yang dipicu oleh optimisme atas investasi di sektor kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Pasar masih menanti kepastian kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Berdasarkan data Bloomberg, bursa Jepang terpantau naik dengan indeks Topix menguat 0,24% ke 2.743,64. Indeks Straits Times STI Singapura naik 0,46% ke level 3.798,72, sedangkan indeks SET Thailand menguat 0,68% ke level 1.361,77.
Sebaliknya, indeks Kospi Korea Selatan tercatat melemah 0,95% ke level 2.552,74. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia juga terkoreksi 0,41% pada kisaran 8.395,60.
Pembukaan yang lesu untuk pasar Asia terjadi setelah S&P 500 naik 0,6% pada Rabu, menempatkan indeks mendekati level tertinggi sepanjang masa.
Investor di Asia masih mencerna dampak beberapa hari pertama Presiden AS Donald Trump menjabat, yang telah mengirimkan sinyal beragam kepada investor. Trump telah menegaskan kembali ancaman tarif terhadap China tetapi sebagian besar telah menyelamatkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu dari eskalasi perang dagang yang dikhawatirkan.
Investor juga mempertimbangkan langkah lebih lanjut dari China untuk meningkatkan pasar sahamnya. Beijing meluncurkan serangkaian tindakan dalam upaya untuk menstabilkan pasar, termasuk rencana untuk meningkatkan jumlah dana pensiun yang dapat diinvestasikan di perusahaan-perusahaan yang terdaftar.
Baca Juga
Badan pengawas sekuritas China menjadwalkan pengarahan terpisah pada pukul 9:00 pagi waktu setempat , yang mengemukakan kemungkinan kebijakan lanjutan akan diumumkan hari ini.
Sebelumnya, indeks S&P 500 mendekati level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Rabu (22/1/2025) waktu setempat setelah reli tiga hari yang sebagian didorong oleh langkah Trump untuk meningkatkan pengeluaran untuk kecerdasan buatan.
Awal minggu ini, Trump meluncurkan usaha patungan dengan SoftBank Group Corp., OpenAI, dan Oracle Corp. yang dapat menghabiskan miliaran untuk infrastruktur AI.
Saham SoftBank menguat setelah berita tersebut, dan terus bergerak naik pada hari Kamis. Saham tersebut kini sudah naik sekitar 14% sejak awal tahun.
Namun, saham teknologi Asia lainnya tidak bernasib baik. Saham pembuat chip Korea SK Hynix Inc. turun sebanyak 4,7%, meskipun perusahaan tersebut melaporkan laba kuartalan yang memecahkan rekor. Angka-angka tersebut sebagian besar sesuai dengan ekspektasi.
CEO JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon mengatakan dalam sebuah wawancara hari Rabu bahwa ada tanda-tanda bahwa pasar saham AS terlalu panas.
"Harga aset agak meningkat. Anda memerlukan hasil yang cukup baik untuk membenarkan harga tersebut," kata Dimon.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.