Bisnis.com, JAKARTA — Emiten terafiliasi Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) bakal mencatat tambahan kapasitas setrum dari proyek pengembangan geothermal sebesar 41 megawatt (MW) tahun ini.
Tambahan kapasitas listrik itu mengambil porsi 4,62% dari total kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) yang telah beroperasi saat ini sebesar 886 MW. Dengan demikian, kapasitas listrik panas bumi yang dioperasikan BREN bakal naik ke level 907 MW.
“Kita akan menambah 41 MW lagi yang sudah pasti di 2025 dari sisi panas bumi itu sendiri,” kata Chief Financial Officer BREN Merly dalam forum diskusi CTalks yang diadakan Sucor Sekuritas, Rabu (15/1/2025).
Merly mengatakan tambahan kapasitas listrik panas bumi itu bakal ikut mengerek outlook pertumbuhan pendapatan dari BREN nantinya. Adapun, tambahan kapasitas dari pembangkit angin bakal mulai efektif masuk ke dalam pendapatan BREN tahun depan.
“Yang angin mungkin masih di 2026 ya,” kata dia.
BREN lewat anak usahanya Star Energy Geothermal tengah meningkatkan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 102,6 MW dalam 3 tahun mendatang.
Baca Juga
BREN mengalokasikan dana mencapai US$346 juta atau sekitar Rp5,3 triliun (asumsi kurs Rp15.350 per dolar AS) untuk mengesekusi proyek pengembangan kapasitas setrum tersebut.
Ekspansi tambahan kapasitas setrum Star Energy itu menyasar pada proyek penambahan 40 Megawatt (MW) di Salak Unit 7, bermitra dengan JO PT Timas Suplindo dan PT Rekayasa Industri. Rencanannya, bakal ada program penataan ulang injeksi di Salak.
Selanjutnya, ekspansi Wayang Windu unit 3 dengan tambahan 30 MW. Bermitra dengan PT Inti Karya Persada Teknik, Star Energy bakal mengoptimalkan fasilitas permukaan yang ada untuk meningkatkan kapasitas total.
Sementara program retrofit diarahkan untuk Wayang Windu Unit 1 dan 2, dengan potensi tambahan kapasitas 18,4 megawatt (MW).
Proyek itu bakal meningkatkan kapasitas setiap unit menjadi 124,5 MW. Star Energy menggandeng Konsorsium Fuji Electric Co. Ltd sebagai lead firm dan PT Wasa Mitra Engineering.
Selain itu, retrofit Salak Unit 4,5 dan 6 dengan peningkatan 7,2 MW. Proyek ini bermitra dengan PT Fuji Electric Indonesia.
Lalu, retrofit Darajat Unit 3 dengan rencana peningkatan kapasitas 7 MW. Star Energy menggandeng PT Mitsubishi Power Indonesia. Darajat diharapkan memiliki kapasitas sebesar 129 MW, dari kemampuan saat ini di level 122 MW.
Dari sisi Laporan Keuangan, BREN membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$86,06 juta per kuartal III/2024. Jumlah ini naik 1,88% dari tahun lalu yang meraih laba US$84,47 juta.
Meski demikian, kinerja pendapatan BREN mengalami penurunan 0,89% year on year (YoY) dari US$445,27 juta menjadi Rp441,29 juta sepanjang Januari-September 2024.
Realisasi pendapatan itu disumbang dari penjualan listrik US$202,96 juta, penjualan uap US$91,38 juta, biaya manajemen US$37.000, penjualan karbon kredit US$1.000, pendapatan sewa operasi US$117,18 juta, dan sewa pembiayaan US$29,72 juta.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.