Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Big Banks BBCA, BBRI Cs Bergerak Variatif Awal Sesi I

Saham emiten bank berkapitalisasi pasar jumbo bergerak variatif pada awal perdagangan hari ini, Senin (6/1/2025). BBRI bergerak di zona hijau.
Pegawai beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/10/2024). /JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/10/2024). /JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten bank berkapitalisasi pasar jumbo bergerak variatif pada awal perdagangan hari ini, Senin (6/1/2025). 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG dibuka di level 7.164 dan bergerak di kisaran 7.156—7.182 pada pagi hari ini. 

Hingga pukul 09.15 WIB, sejumlah saham big banks terpantau bergerak variatif. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik tipis 0,24% ke level Rp4.160. 

Sementara itu, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terpantau bergerak di zona merah. 

Saham BMRI terkoreksi 50 poin atau turun 0,86% ke posisi Rp5.750, BBCA turun 0,25% ke posisi Rp9.825, dan saham BBNI tergelincir turun 0,88% ke level Rp4.500 per saham. 

Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, JP Morgan tetap memberikan pandangan positif terhadap sektor perbankan dalam jangka panjang. 

JP Morgan juga tetap menyematkan rating netral pada saham bank BUMN yakni Bank Mandiri (BMRI) dan Bank BNI (BBNI). Untuk BBCA dan BBRI, JP Morgan masih menyematkan peringkat overweight.

“Dalam hal ini, kami melihat ekspektasi konsensus BMRI dan BNI masih terlalu tinggi, terutama terkait pertumbuhan pinjaman/PPoP. Oleh karena itu, kami tetap Netral pada saham-saham ini,” tulis Modi Cs. 

Sementara itu, Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menyampaikan bahwa potensi perbaikan kinerja saham perbankan, baik swasta maupun BUMN, didorong oleh performa keuangan yang secara fundamental masih cukup solid.

Menurut Ike, penurunan kinerja saham bank-bank dengan kapitalisasi pasar besar dalam beberapa bulan terakhir disebabkan oleh aksi jual yang tinggi. Kendati demikian, situasi ini diperkirakan mereda pada tahun depan.

“Pada 2025, ekspektasi mereka sudah lebih cooling down, sudah bisa berpikir secara rasional, balik lagi menilai kinerja keuangan, saham-saham yang memang sudah tertekan harganya kembali lagi,” pungkasnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper