Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor Akhir Tahun Saham Lapis Dua Jeblok, SMGR hingga BUKA Jadi Pemberat

Saham-saham emiten lapis kedua yang tergabung dalam indeks small medium cap (SMC) Liquid berkinerja jeblok pada tahun ini. SMGR dan BUKA menjadi pemberat.
Karyawan melihat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/12/2024). /  JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melihat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/12/2024). / JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham emiten lapis kedua yang tergabung dalam indeks small medium cap (SMC) Liquid berkinerja jeblok pada tahun ini.

Sejumlah saham seperti PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menjadi pemberat indeks.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX SMC Liquid yang beranggotakan 51 emiten mencatatkan penguatan 1,35% pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (27/12/2024) ke level 300,75. Namun, IDX SMC Liquid telah mengalami tren penurunan, setidaknya dalam tiga bulan terakhir.

IDX SMC Liquid ambrol 10,48% dalam perdagangan tiga bulan terakhir dan dalam zona merah sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD) lantaran melemah 9,47%.

Terdapat sejumlah saham yang menjadi pemberat atau top laggards indeks. Saham SMGR misalnya menjadi pemberat seiring dengan penurunan harga saham 49,03% YtD.

Kemudian, harga saham BUKA turun 40,97% YtD dan PT Sarana Menara Nusantara (TOWR) turun 37,13% YtD.

Saham-saham konstituen IDX SMC Liquid lainnya pun mencatatkan harga yang jeblok tahun ini. PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) misalnya jeblok 52,84% YtD, PT BTPN Syariah Tbk. (BTPS) ambrol 45,21% YtD, dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) turun 36,18% YtD.

Lalu, harga saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) turun 32,7% YtD, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) turun 28,76% YtD, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) turun 25,72% YtD, serta PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) turun 25,33% YtD.

Meski begitu, terdapat deretan saham di IDX SMC Liquid yang masih berkinerja kinclong dan menjadi penopang indeks atau top leaders. Harga saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) misalnya naik 39,47% YtD, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) naik 46,43% YtD, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) naik 60,26% YtD.

Sentimen Kemenangan Donald Trump

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menilai IDX SMC Liquid yang mencakup saham lapis dua menghadapi tekanan signifikan sepanjang tahun berjalan, terutama akibat sentimen eksternal seperti kemenangan Donald Trump yang memicu ketidakpastian global dan penguatan dolar AS. 

"Hal ini mendorong aliran keluar dana asing dari pasar saham, termasuk dari saham-saham lapis dua yang cenderung kurang likuid dibanding saham blue-chip," tutur Miftahul kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Ke depan, dalam waktu dekat IDX SMC Liquid juga diproyeksikan masih memiliki kecenderungan dalam tekanan, terutama jika volatilitas pasar global, dan proyeksi suku bunga AS masih tetap tinggi. 

Pada 2025, indeks berpotensi bangkit jika ekonomi global stabil, aliran dana asing kembali, dan emiten-emiten lapis dua mencatat pertumbuhan yang solid, terutama yang berorientasi pada sektor domestik.

Kiwoom Sekuritas merekomendasikan dua saham di IDX SMC Liquid yang prospektif pada akhir tahun ini dan awal 2025 yakni PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) serta PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA).

"SIDO dan MAPA masih akan cukup menarik di periode mendatang dengan katalis dan proyeksi peningkatan konsumsi domestik jelang akhir tahun serta stabilitas daya beli masyarakat yang dapat mendorong demand dari produk emiten tersebut," ujar Miftahul. 

Sementara, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai IDX SMC Liquid lebih cenderung major sideways atau kecenderungan saham untuk bergerak dalam rentang terbatas dan volume relatif stabil.

"Kalau proyeksinya akan dipengaruhi katalis positif kinerja keuangan emiten masing-masing secara keseluruhan 2024. Ini akan dicermati," ujar Nafan.

--------------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper