Bisnis.com, JAKARTA – Analis menyematkan pandangan positif kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) usai operator jalan tol pelat merah itu menerima pembayaran kedua hasil divestasi 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol sebesar Rp6,1 triliun.
Analis Panin Sekuritas Aqil Triyadi mengatakan penerimaan pembayaran dari divestasi menjadi katalis positif bagi penguatan neraca keuangan JSMR ke depan.
“Sepanjang 9 bulan pertama tahun ini juga terlihat net gearing perseroan membaik menjadi 1 kali dari sebelumnya 1,6 kali pada Januari-September 2023,” pungkas Aqil saat dihubungi Bisnis pada Senin (9/12/2024).
Net gearing merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat utang suatu perusahaan dibandingkan dengan ekuitasnya.
Aqil menambahkan JSMR juga berpotensi diuntungkan dari periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang biasanya mendorong pertumbuhan mobilitas di jalan tol. Hal ini terlihat pada pendapatan kuartal IV/2024 yang selalu naik secara historis.
“Perlu dicatat bahwa secara historis harga saham JSMR selalu menguat di Desember dalam 10 tahun terakhir dengan rata-rata penguatan sekitar 4%,” ucapnya.
Baca Juga
Dengan proyeksi tersebut, Panin Sekuritas masih menyematkan rekomendasi beli untuk saham JSMR dengan target harga Rp6.200 per lembar. Adapun, saham JSMR kini masih bertengger di level Rp4.520 pada Senin (9/12/2024), menguat 2,26% sepekan terakhir.
Rekomendasi serupa juga diberikan oleh Analis BRI Danareksa Sekuritas Richard Jerry. Dia mengatakan bahwa BRI Danareksa menegaskan rekomendasi beli untuk JSMR dengan target harga di level Rp6.200.
Richard, dalam publikasi risetnya, menyebutkan telah bertemu dengan Direktur Keuangan Jasa Marga Pramitha Wulanjani untuk membahas perkembangan bisnis terbaru.
Berdasarkan hasil pertemuan itu, manajemen Jasa Marga menginformasikan JSMR telah menerima pembayaran tahap kedua divestasi PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) sebesar Rp6,1 triliun pada 4 Desember 2024.
Dana hasil pembayaran ini, kata Richard, akan digunakan emiten jalan tol BUMN tersebut untuk mengurangi utang secara signifikan mulai Desember 2024.
Untuk diketahui, total nilai divestasi 35% saham JTT kepada konsorsium Grup Salim dan GIC mencapai Rp15,75 triliun dengan pembayaran dilakukan bertahap.
Richard melanjutkan bahwa manajemen Jasa Marga, dalam panduannya, menetapkan biaya utang atau cost of debt sebesar 7,5% pada 2025. Adapun suku bunga pada level induk sebesar 6,5% dan level proyek di kisaran 7% – 9%.
Selain itu, gearing ratio diperkirakan turun di bawah panduan yakni 2x meskipun emiten jalan tol pelat merah tersebut memiliki kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk 5 proyek jalan tol baru pada 2025.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.