Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Cerah Pasar Pasar Obligasi RI pada 2025, Simak Katalis Positifnya

Analis memproyeksikan pasar obligasi di Indonesia akan positif pada 2025. Apa alasannya?
Pegawai mengamati pergerakan harga saham dan obligasi di Profindo Sekuritas, Jakarta, Kamis (5/9/2024)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati pergerakan harga saham dan obligasi di Profindo Sekuritas, Jakarta, Kamis (5/9/2024)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Prospek pasar obligasi di Indonesia diproyeksikan akan positif pada 2025 sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan dan defisit APBN yang terjaga di bawah 3% terhadap PDB. 

Pengamat dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee berpendapat obligasi Indonesia akan cukup menarik dan positif pada tahun depan. Merujuk data PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), hingga 8 Desember 2024, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) naik 4,77% ke posisi 392,6320. 

Pada saat yang sama, INDOBeX Government Total Return naik 4,6% dan INDOBeX Corporate Total Return meningkat 7,62% year-to-date (YtD). Adapun, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun berada di posisi 6,99% per 5 Desember 2024. 

"Biarpun di awal mungkin kita menghadapi masalah yield yang bergerak naik ke atas, tetapi ke depan dunia punya tema bahwa suku bunga menurun. Jadi tentu ini membuka peluang kita untuk berinvestasi lebih banyak di pasar obligasi," katanya dalam paparan di Market Outlook 2025 yang digelar Phintraco Sekuritas, Sabtu (7/12/2024).

Dia menjelaskan bahwa sentimen positif akan datang dari defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tetap berada di bawah 3% dan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) RI di bawah 50%. Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, proyeksi rasio utang terhadap PDB pada 2025 sebesar 37,82%-38,71% PDB.

Menurutnya, dua indikator tersebut merupakan sentimen positif yang menyebabkan dana asing akan inflow ke pasar obligasi RI. Dia mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo jangan sampai menaikkan rasio utang.

"Rasio utang terhadap GDP [gross domestic product] yang sempat dibilang akan menuju 50% itu tentu akan sedikit lebih berisiko bagi kita," tambahnya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa sejauh ini valuasi pasar obligasi RI masih cukup menarik apabila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya dengan rating yang sama.

Terbaru, Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mengafirmasi Peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB+ dengan outlook positif. Selain itu, Standard & Poor's Global Ratings (S&P) kembali mempertahankan peringkat kredit jangka panjang Indonesia pada 'BBB' dan jangka pendek pada 'A-2' dengan outlook stabil. 

"Tetapi challenge [tantangan] di pasar obligasi kita malah datang dari SRBI [Sekuritas Rupiah Bank Indonesia] ya. Jadi surat berharga yang diterbitkan BI untuk menyerap likuiditas memperkuat dolar, itu di jangka pendek kalau yield-nya cukup tinggi ini menekan pasar obligasi kita," ujarnya.

Meski begitu, dia mengatakan bahwa harapannya ke depan nilai tukar rupiah bisa menguat sehingga dapat berdampak positif ke pasar obligasi.

Kemudian, dia melanjutkan bahwa risiko juga datang dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait dengan perang dagang tarif dan imigran karena mendorong inflasi naik. Lalu, konflik Ukraina-Rusia dan Timur Tengah juga turut menjadi perhatian.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper