Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) menargetkan pertumbuhan pendapatan 10% pada tahun ini dari sejumlah portofolio blok minyak dan gas (migas) perseroan.
Wakil Direktur Utama ENRG Eduardus Ardianto mengatakan perseroannya turut menjajaki peluang akuisisi aset migas anyar tahun depan untuk menopang target pertumbuhan pendapatan tersebut.
“Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10% yang berasal dari organik dan juga anorganik, jadi diarahkan dari pertumbuhan blok-blok yang sudah ada ataupun dari akuisisi baru,” kata Eduardus saat public expose, Jumat (22/11/2024).
Sampai akhir tahun ini, ENRG mencatatkan umur produksi dari cadangan 2P dan 2C selama 26 tahun, dengan rincian cadangan 2P sebesar 218 million barrels of oil equivalent (MMBOE) dan cadangan 2C sebesar 216 MMBOE.
ENRG memiliki portofolio 8 blok produksi komersial dari 13 wilayah kerja (WK). Eduardus menargetkan rencana tambahan akuisisi blok migas baru bisa direalisasikan tahun depan.
Delapan blok produksi yang saat ini dimiliki ENRG di antaranya B PSC, Malacca Strait PSC, Kampar PSC, Siak PSC, Bentu PSC, Korinci Baru PSC, Kangean PSC dan Sengkang PSC.
Baca Juga
Sementara itu, lima blok lainnya seperti Bireun Sigli PSC, Gebang PSC, Tonga PSC, South CPP PSC dan Buzi PSC masih dalam tahap eksplorasi.
“Untuk pengembangan dari blok-blok yang belum berproduksi, kami lakukan prioritas, jadi salah satunya adalah Blok Gebang yang kita akan produksikan mudah-mudahan di 2026,” kata Eduardus.
Di sisi lain, dia menegaskan, perseroan masih absen untuk membagi dividen pada tahun buku 2024 kendati belakangan laba bersih mencatatkan peningkatan. Dia beralasan saldo arus kas perseroan masih negatif.
“Perseroan belum bisa membagikan dividen, mengingat bahwa perseroan masih memiliki saldo laba yang negatif,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, ENRG mencatatkan laba bersih sebesar US$51,27 juta atau sekitar Rp805,49 miliar (asumsi kurs Rp15.710 per dolar AS) sepanjang periode 9 bulan 2024.
Torehan laba bersih itu mengalami kenaikan 12% dari periode yang sama tahun sebelumnya di level US$45,69 juta atau sekitar US$733,58 miliar.
Selain itu, net sales perseroan juga tumbuh 8% selama periode 9 bulanan ini ke level US$319,66 juta, lebih tinggi dari posisi tahun sebelumnya pada level US$296,39 juta. Sementara EBITDA turut mencatatkan kenaikan sebesar 3% ke level US$180,53 juta.
Kontribusi peningkatan produksi minyak belakangan didorong oleh keberhasilan akuisisi Blok Siak & Blok Kampar. Transaksi akuisisi itu rampung pada Maret 2024 lalu.
Saat ini, kedua aset minyak yang berlokasi di Riau, Sumatera itu memproduksikan sekitar 2.500 barel minyak per hari dan memiliki cadangan minyak terbukti dan terukur (cadangan 2P) sebesar 5,1 juta barel minyak.