Bisnis.com, JAKARTA — Pertemuan tertutup Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Darmawan Prasodjo bersama dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara berlangsung lebih dari 2 jam.
Darmawan bertemu dengan Kepala BPI Danantara Muliaman Hadad beserta Wakil Kepala Danantara Kaharuddin Djenod.
Dalam pertemuan itu, Darmawan ditemani sejumlah pejabat teras PLN. Rapat dimulai sekitar pukul 13.30 yang berakhir pada 16.00 WIB.
Djenod mengatakan pertemuan dengan direksi PLN itu sebagai bagian dari rencana konsolidasi 7 Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, termasuk di dalamnya PLN.
“Dengan PLN ini ada satu kunci yang Danantara dapatkan bagaimana singergi BUMN ini akan bisa sangat optimal,” kata Djenod selepas pertemuan di Kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara, Menteng, Rabu (20/11/2024).
Djenod berharap konsolidasi dengan PLN dan BUMN lainnya bisa memperkuat posisi perusahaan pelat merah nantinya.
Baca Juga
“Ketika konsolidasi PLN dengan BUMN-BUMN lainnya insyallah bisa menghasilkan satu yang luar bisa ke depannya,” kata dia.
Sementara itu, Darmawan mengatakan dirinya mendapat gambaran lebih mendalam ihwal rencana konsolidasi BUMN dengan aset dan kapitalisasi besar di bawah Danantara nantinya.
“Kami mendapatkan paparan seperti apa visi dari pak presiden Prabowo Subianto,” kata dia.
Seperti diketahui, BPI Danantara rencanannya bakal mengkonsolidasikan 7 BUMN aset besar. Langkah awal ini sebagai proyek percobaan badan baru ini.
Tujuh perusahaan pelat merah tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan holding BUMN pertambangan MIND ID.
Danantara secara bertahap memang disiapkan sebagai cikal bakal superholding yang bakal mengonsolidasikan berbagai aset BUMN.
Pada tahap awal, dana kelolaan atau asset under management (AUM) Danantara akan mencapai US$10,8 miliar yang berasal dari Indonesia Investment Authority (INA). Selanjutnya, sebanyak 7 BUMN bakal dikonsolidasikan ke dalam Danantara.
Apabila konsolidasi berjalan mulus, Danantara diproyeksikan mengelola AUM sebesar US$600 miliar atau sekitar Rp9.400 triliun. Jumlah tersebut ditargetkan bakal meningkat hingga mencapai angka US$982 miliar dalam beberapa tahun ke depan.