Bisnis.com, JAKARTA – Seluruh lini bisnis PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA), mulai dari properti, konstruksi, dan perhotelan mencatatkan pertumbuhan kinerja pendapatan sepanjang periode Januari hingga September 2024.
VP of Investor Relations & Corporate Communications SSIA, Erlin Budiman, menuturkan bahwa perseroan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp3,86 triliun hingga kuartal III/2024, tumbuh 27,9% dari periode yang sama tahun lalu.
“Peningkatan ini terutama didorong oleh pendapatan konstruksi yang meningkat 26,7%, sedangkan pendapatan dari segmen dan perhotelan meningkat masing-masing 63,4% dan 23,3%,” ujarnya dalam siaran pers Selasa (5/11/2024).
Secara terperinci, lini bisnis konstruksi SSIA yang berasal dari PT Nusa Raya Cipta Tbk. (NRCA) melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp2,53 triliun per kuartal III/2024. Jumlah itu bertumbuh 26,6% secara tahunan (year on year/YoY).
Erlin juga menyampaikan bahwa NRCA membukukan kontrak baru sebesar Rp3,11 triliun selama 9 bulan pertama tahun ini, tumbuh 35,8% jika dikomparasikan dengan kontrak baru yang diraih pada periode sama tahun lalu yaitu Rp2,29 triliun.
Adapun unit bisnis SSIA yang mencakup pendapatan dari kawasan industri, biaya pemeliharaan, sewa komersial, dan residensial, memperoleh Rp676 miliar atau meningkat 63,4% dari posisi Rp413,8 miliar pada 9 bulan pertama tahun lalu.
Selain itu, unit bisnis perhotelan perseroan menghasilkan pendapatan sebesar Rp821,4 miliar sepanjang Januari–September 2024. Capaian ini meningkat 23,3% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yakni Rp666,4 miliar.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, SSIA membukukan laba kotor senilai Rp1,17 triliun atau meningkat 52,2% secara tahunan. Kenaikan tersebut didorong oleh laba kotor properti sebesar 138,6% dan perhotelan mencapai 27,1%.
Setelah dikumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, SSIA menorehkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp228,4 miliar per kuartal III/2024. Berbalik dari kondisi rugi bersih pada tahun lalu yang mencapai Rp23,7 miliar.
SSIA pada tahun ini menetapkan target penjualan lahan industri Suryacipta City of Industry maupun Subang Smartpolitan mencapai 184 hektare dengan nilai sekitar Rp2,6 triliun. Target ini dikerek dari sebelumnya yang hanya berkisar 65 hektare.
Sejalan dengan target tersebut, perseroan membidik pendapatan konsolidasi sepanjang 2024 meningkat 23% YoY menjadi Rp5,6 triliun. Sementara itu, laba bersih ditargetkan mencapai Rp500 atau tumbuh 182% secara tahunan.
Direktur Utama SSIA Johannes Suriadjaja menilai bisnis lahan industri cukup prospektif karena Indonesia berpeluang menarik lebih banyak investasi di tengah melambatnya perekonomian China dan memanasnya konflik geopolitik.