Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Pasar Bakal Wait and See Jelang Pemilu AS dan FOMC The Fed

Pelaku pasar diperkirakan akan melakukan wait and see menjelang pemilu AS dan pertemuan FOMC the Fed pekan ini.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan terdampak oleh pemilu Amerika Serikat (AS), dengan investor yang diperkirakan akan melakukan untuk wait and see pekan ini menjelang pemilu AS dan pertemuan FOMC The Fed.

Associate Director of Research and Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan pemilihan presiden Amerika Serikat akan memberikan dampak terhadap Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemilu AS menurutnya selalu meningkatkan volatilitas pasar ekuitas di Amerika dan dunia.

"Oleh sebab itu, wait and see menjadi salah satu pilihan bagi pelaku pasar dan investor yang tidak ingin masuk ke dalam volatilitas tersebut. Apalagi hari ini, IHSG kita juga turun hampir 1%, menembus batas psikologis di bawah 7.500," ujar Nico, Senin (4/11/2024).

Yang menarik, lanjutnya, apabila menghitung rata-rata sejak tahun 1964-2020, setiap US Election berakhir maka bursa Dow Jones mengalami kenaikan dalam kurun waktu satu tahun dengan rata-rata kenaikan 9,3%.

Hal ini menurutnya memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar dan investor global, karena juga akan mendorong katalis positif bagi pasar global.

Dia mencermati calon Presiden Trump saat ini memiliki kebijakan Make America Great Again, yang akan mengutamakan Amerika sebagai porosnya. Menurut Nico, hal ini memiliki dampak negatif bagi perekonomian global karena Trump akan menjalankan kebijakan proteksionisme.

Di satu sisi, Harris memiliki agenda sendiri seperti Joe Biden sebelumnya. Oleh sebab itu, pasar akan mengalami volatilitas yang jauh lebih tinggi apabila Trump yang memenangkan pemilu dibandingkan dengan Harris.

Selain Pemilu AS, pekan ini pasar juga menantikan pertemuan The Fed yang akan terjadi berselang tiga hari setelah pemilu AS terjadi. Hingga saat ini, kata dia, potensi pemangkasan tersebut cukup terbuka, terutama setelah data yang keluar pada hari Jumat malam pekan lalu.

"Namun, apabila volatilitas dianggap terlalu tinggi setelah pemilu AS, ada kemungkinan The Fed akan mengurungkan niatnya dan mengeluarkan pemotongan yang jauh lebih besar pada bulan Desember mendatang," ucap Nico.

Oleh sebab itu, kata dia, saat ini baik Pemilu AS dan The Fed sama-sama sulit untuk diprediksi. Hal ini yang membuat pelaku pasar dan investor pada akhirnya melakukan wait and see.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper