Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Vale Indonesia (INCO) Jeblok 78,55% per Kuartal III/2024

Vale Indonesia (INCO) mencetak laba bersih sebesar US$51,1 juta hingga akhir September 2024.
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) membukukan penurunan laba bersih yang signifikan sepanjang Januari-September 2024 menjadi US$51,1 juta. Penurunan itu terimbas lesunya pendapapatan akibat rata-rata harga jual nikel yang merosot. 

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, laba bersih INCO pada 9 bulan 2024 jeblok 78,55% year-on-year (YoY) dari capaian US$238,27 juta pada periode yang sama 2023. 

Laba bersih yang anjlok sejalan dengan penurunan pendapatan INCO hingga akhir September 2024. Pendapatan INCO turun 24,45% YoY menjadi US$708,5 juta dari US$937,8 juta di periode yang sama tahun lalu. 

Pendapatan ini dikontribusi dari penjualan ke Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. (SMM) yang merupakan pihak berelasi perseroan. Penjualan kepada VCL hingga akhir September ini adalah sebesar US$562,9 juta, dan ke SMM adalah sebesar US$145,65 juta. 

Vale juga menjelaskan seluruh penjualan tersebut merupakan penjualan nikel ke pihak-pihak berelasi yang berdomisili di Kanada dan Jepang. 

Rizky Putra, Chief Financial Officer Vale Indonesia, memaparkan perseroan menghadapi tantangan, terutama dari penurunan harga nikel yang berkelanjutan hingga kuartal III/2024. INCO mencatat harga realisasi rata-rata sepanjang 9 bulan 2024 sebesar US$13.262 per ton atau 29% lebih rendah dari US$18.596 per ton pada 9 bulan 2023.

Pada saat yang sama, volume produksi nikel INCO naik 6% secara tahunan dari 51.644 ton menjadi 52.783 ton. Sejalan dengan itu, realisasi volume penjualan INCO tercatat sebanyak 53.429 ton atau lebih tinggi 5,93% YoY dari 50.435 ton pada Januari-September 2023. 

Selain laba bersih dan pendapatan yang turun, beban pokok pendapatan Vale Indonesia juga turun 3,47% menjadi US$628,3 juta, dari sebelumnya sebesar US$650,9 juta. 

Penurunan tersebut juga turut membuat laba bruto INCO susut dari sebelumnya US$286,9 juta, menjadi US$80,17 juta pada Januari-September 2024. Vale Indonesia juga melaporkan EBITDA sebesar US$46,9 juta untuk kuartal III/2024, turun dari US$72,4 juta pada kuartal II/2024.

"Penurunan ini terutama disebabkan oleh harga realisasi nikel matte yang lebih rendah dan juga efek satu kali dari pemeliharaan fasilitas penggilingan batu bara pada September, yang menyebabkan konsumsi HSFO lebih tinggi untuk menggantikan penggunaan batu
bara," paparnya dalam keterangan resmi, Kamis (31/10/2024). 

Adapun, jumlah aset INCO sampai akhir September 2024 adalah sebesar US$3,11 miliar, naik dari akhir Desember 2023 sebesar US$2,92 miliar. Total liabilitas INCO juga naik menjadi US$388,3 juta pada 30 September 2024, dari sebelumnya sebesar US$361,4 juta pada 31 Desember 2023. 

Sementara itu, jumlah ekuitas INCO naik menjadi US$2,72 miliar pada akhir kuartal III/2024, dari sebelumnya sebesar US$2,56 miliar pada akhir 2023.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper