Bisnis.com, JAKARTA — Target penjualan mobil secara nasional pada tahun ini direvisi turun seiring dengan lemahnya permintaan pasar, setidaknya hingga September 2024. Meski begitu, kinerja saham emiten otomotif PT Astra International Tbk. (ASII) masih diramal moncer.
Berdasarkan data RTI Business, harga saham ASII pun mencatatkan penguatan setidaknya dalam sebulan perdagangan terakhir. Pada perdagangan hari ini, Senin (28/10/2024), harga saham ASII naik 0,48% ke level Rp5.250 per lembar.
Harga saham ASII juga naik 2,94% dalam sepekan perdagangan terakhir serta naik 3,96% dalam sebulan perdagangan terakhir. Meskipun, harga saham ASII masih di zona merah, atau turun 7,08% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).
Saham ASII pun masih diborong asing. Tercatat, ASII mencatatkan nilai beli asing atau net foreign buy sebesar Rp18,66 miliar pada perdagangan hari ini. Dalam sebulan perdagangan, saham ASII mencatatkan net foreign buy sebesar Rp620,34 miliar.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christopher Rusli mengatakan peenjualan mobil pada kuartal III/2024 memang mengecewakan. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun merevisi target penjualan mobil pada tahun ini dari 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit.
Namun, Mirae Asset Sekuritas Indonesia masih mempertahankan peringkat overweight untuk sektor otomotif dengan ASII sebagai pilihan utama alias top pick. ASII direkomendasi beli dan target harga Rp6.050 per lembar.
Baca Juga
"Kami masih mengantisipasi hasil keseluruhan yang lebih baik pada kuartal IV/2024 untuk sektor otomotif mengingat berbagai agenda seperti GIIAS dan faktor musiman," ujar Christopher dalam riset terbarunya pada beberapa waktu lalu.
Sementara, Samuel Sekuritas merevisi naik rekomendasi saham ASII dari hold menjadi beli dengan target harga Rp5.500.
Samuel Sekuritas menggarisbawahi faktor yang menjadi kekuatan prospek saham ASII. Mereka menyoroti dominasi pangsa pasar yang kuat di ASII. Posisi itu telah membantu Astra di tengah penjualan kendaraan roda empat yang lesu.
Selain itu, terdapat peluang dari pemangkasan suku bunga. Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17—18 September 2024, Bank Indonesia (BI) memang telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6%. Hal itu menjadi penurunan suku bunga pertama sejak Agustus 2022.
"Kinerja saham ASII yang tertinggal dari pasar untuk periode berjalan 2024 juga memberikan peluang tersendiri,” tulis Tim Samuel Sekuritas.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda juga mengatakan penurunan suku bunga acuan memang dapat meningkatkan kepercayaan dan daya beli masyarakat yang selama ini menjadi ganjalan emiten otomotif. "Penurunan suku bunga dapat memengaruhi kinerja dan permintaan," ujarnya.
Namun, terdapat ganjalan bagi emiten otomotif yakni persaingan pasar yang ketat seiring dengan gencarnya ekspansi pemain baru dari China. Tantangan lainnya adalah perubahan regulasi pemerintah terkait emisi gas buang serta standar keselamatan kendaraan yang dapat meningkatkan biaya produksi.
Revisi Target Penjualan Mobil
Sebelumnya, Gaikindo merevisi target penjualan mobil dari awalnya 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit pada 2024. Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan kondisi pasar otomotif, khususnya kendaraan roda empat sepanjang tahun berjalan yang masih lesu menjadi alasan Gaikindo merevisi target tersebut.
"Alasannya, ya memang angka-angka penjualan kan tidak bisa meningkat signifikan," ujar Jongkie kepada Bisnis, pada pekan lalu (24/10/2024).
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil secara wholesales di Indonesia mencapai 72.667 unit pada September 2024, turun 9,1% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 79.919 unit.
Sementara, angka penjualan mobil secara ritel, atau dari dealer ke konsumen sebesar 72.366 unit pada September 2024, ambles 10,6% yoy dibandingkan capaian September 2023 sebanyak 80.984 unit.
Lebih lanjut dia mengatakan, revisi target menjadi 850.000 unit tersebut juga berdasarkan hasil diskusi dengan para agen pemegang merek (APM) anggota Gaikindo."Iya ini kesepakatan dengan anggota Gaikindo," katanya.
Di Astra sendiri, penjualan mobil pun tercatat menurun 8,97% yoy menjadi 40.096 unit pada September 2024. Penjualan mobil di Astra juga turun 4,97% MoM.
Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto mengatakan seiring dengan revisi target penjualan mobil secara nasional pada tahun ini, Astra memilih fokus pada pangsa pasarnya yang masih dominan saat ini. Per September 2024, ASII masih menguasai 55% pasar penjualan mobil nasional.
"Masih ada waktu beberapa bulan ke depan. Astra sendiri akan fokus menjaga market share-nya di atas 50%," ujar Boy kepada Bisnis pada pekan lalu (25/10/2024).
Boy mengatakan strategi Astra dalam mempertahankan pangsa pasar otomotif adalah dengan mengandalkan dukungan berbagai layanan di bisnis otomotif mencakup penjualan, leasing, dan asuransi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Sebelumnya, Boy mengatakan pada paruh kedua tahun ini, perkembangan kinerja bisnis otomotif Astra sangat tergantung dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Ke depan, kami berharap kondisi perekonomian Indonesia dapat terus bertambah baik, sehingga dapat mendukung daya beli masyarakat," ujar Boy.
Menurutnya, di pasar otomotif, ada juga beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap kinerja penjualan, termasuk suku bunga.
Biasanya, suku bunga secara langsung berpengaruh terhadap keputusan untuk membeli dari konsumen. Dari sisi pendanaan bisnis jasa keuangan yang berasal dari kombinasi antara pinjaman bank dan obligasi, pergerakan suku bunga juga berpengaruh terhadap biaya pendanaan perusahaan.
"Namun, secara umum dampak suku bunga terhadap operasional perusahaan tidak langsung terasa, lagging impact," tutur Boy.
Head of Investor Relations ASII Tira Ardianti juga sempat mengatakan penjualan mobil tahun ini tidak sampai 1 juta. Meski begitu, seiring dengan penurunan suku bunga acuan, Tira memproyeksikan ada perbaikan kinerja penjualan otomotif.
"Angka penjualan bulanan sudah mulai naik, mudah-mudahan membawa angin segar, karena faktor-faktor lain seperti Pemilu sudah lewat. Kami berharap peningkatan berlanjut," ungkap Tira.
Di sisi lain, dalam upayanya meraup pasar, Astra juga menggenjot penjualan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) serta hybrid. "Kami tawarkan tidak hanya ICE [internal combustion engine], tapi juga EV dan Hybrid. Toyota Zenix masih favorit," kata Tira.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.