Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Outlook Pasar Modal 2025: BEI Pilih Optimistis Tapi Waspada

Bursa Efek Indonesia (BEI) bersikap optimistis tetapi tetap waspada mengenai outlook pasar modal tahun 2025.
Karyawan beraktivitas di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (21/10/2024)./ JIBI/Bisnis/Arief Hermawan
Karyawan beraktivitas di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (21/10/2024)./ JIBI/Bisnis/Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan tetap bersikap optimistis tetapi waspada (cautious optimistic) mengenai outlook pasar modal di tahun 2025.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan BEI tetap memandang 2025 secara optimistis. Namun, masih terdapat tantangan secara global yang menanti pada tahun depan.

"Bagi kami tantangan itu selalu menjadi peluang. Di BEI kami tetap berbicara cautiously optimistic dalam menjalani tahun 2024 maupun tahun depan," ucap Iman dalam konferensi pers RUPSLB BEI, Rabu (23/10/2024).

Dia melanjutkan BEI senantiasa memperhatikan kondisi pasar, dan berkoordinasi dengan OJK serta SRO untuk menyediakan perdagangan yang wajar, teratur, dan efisien. BEI juga akan terus mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi rutin melalui jaringan distribusi BEI, termasuk media sosial dan untuk menarik investor, terutama investor retail.

Dengan sikap tersebut, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) Rp13,5 triliun per hari, dengan hari bursa 242 hari. Jumlah pencatatan efek di BEI ditargetkan naik menjadi 407 efek.

BEI juga menargetkan investor pasar modal tumbuh sebesar 2 juta investor baru. BEI berharap akan ada lebih dari 16 juta investor di akhir tahun 2025.

Iman melanjutkan dari sisi suplai, menurutnya Bursa tetap memiliki pedoman bagaimana BEI melihat calon perusahaan tercatat bisa tercatat. Saat ini tidak semua perusahaan yang mengajukan pendaftaran ke Bursa otomatis akan bisa mendapatkan izin prinsip.

"Kalau kita bicara rasio, itu sekitar 70% dari total yang mendaftar ke bursa bisa tercatat," tuturnya.

Dengan demikian, lanjut dia, terdapat 30% perusahaan yang diharapkan bisa memperbaiki reputasinya. Pasalnya, lanjut Iman, bagi BEI keberlanjutan perusahaan menjadi sangat penting.

Iman juga memandang optimistis mengenai antusiasme perusahaan untuk melantai di Bursa pada tahun depan, seiring mulai terbentuknya stabilitas politik. Menurutnya, stabilitas politik menjadi salah satu faktor yang membuat perusahaan bersikap wait and see untuk IPO di tahun ini.

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan target pencatatan efek Bursa untuk tahun 2024 adalah 340 efek.

Sampai hari ini, kata dia, telah terealisasi 467 pencatatan efek, dari 340 target kita atau dengan capaian 137%. Dengan demikian, kata dia, Bursa telah mencapai target pencatatan efek untuk satu tahun ini.

Nyoman juga menuturkan untuk meningkatkan kualitas efek yang tercatat, BEI melaksanakan joint research dengan pihak-pihak independen. BEI menggali pendapatan dari para pemilik perusahaan mengenai apa yang menjadi penyebab, atau insentif apa yang mereka inginkan, dan regulasi apa yang ingin mereka support.

"Hasilnya akan kami bawa ke regulator lain dan institusi terkait, sehingga nanti ada kebijakan yang holistik dan dapat meningkatkan supply side kita," ucapnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper