Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil Astra (ASII) Masih Loyo pada September 2024

Penjualan mobil di PT Astra International Tbk. (ASII) masih lesu pada September 2024 seiring dengan penurunan penjualan mobil secara nasional.
Toyota Astra Motort (TAM) resmi meluncurkan New Fortuner di Jakarta, Jumat (6/9/2024) / BISNIS - Rizky Rajendra
Toyota Astra Motort (TAM) resmi meluncurkan New Fortuner di Jakarta, Jumat (6/9/2024) / BISNIS - Rizky Rajendra

Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan mobil di PT Astra International Tbk. (ASII) masih lesu pada September 2024 seiring dengan penurunan penjualan mobil secara nasional. Meski begitu, ASII mampu mempertahankan pangsa pasar penjualan mobilnya sebesar 55% pada September 2024.

Berdasarkan data yang diterima Bisnis, total penjualan mobil nasional secara wholesale mencapai 72.667 unit pada September 2024, turun 9,07% secara tahunan (year on year/yoy). Penjualan mobil nasional juga menurun 2,79% secara bulanan (month of month/MoM).

Seiring dengan itu, penjualan mobil di Astra menurun 8,97% yoy menjadi 40.096 unit pada September 2024. Penjualan mobil di Astra juga turun 4,97% MoM.

Adapun, penjualan mobil di Astra ditopang oleh merek Toyota dan Lexus yang mencapai 25.591 unit. Lalu, penjualan mobil merek Daihatsu mencapai 12.676 unit serta penjualan merek Isuzu mencapai 1.670 unit.

Di segmen low cost green car (LCGC), penjualan mobil nasional turun 14,43% yoy menjadi 14.673 unit per September 2024. Penjualan mobil LCGC nasional juga turun 6,49% MoM. Astra juga mencatatkan penurunan penjualan mobil LCGC-nya 15,86% yoy dan turun 12,65% MoM menjadi 10.222 unit pada September 2024.

Meski dengan tren penurunan itu, emiten berkode saham ASII tersebut mencatatkan pangsa pasar yang stabil di angka 55%.

"Astra senantiasa menghadirkan produk berkualitas dan memberikan layanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang didukung jaringan penjualan di seluruh Indonesia. Kami berharap dapat terus berkontribusi positif bagi industri otomotif nasional," ujar Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto dalam keterangan tertulis dikutip Bisnis pada Minggu (14/1/2024).

Sebelumnya, Boy mengatakan pada paruh kedua tahun ini, perkembangan kinerja bisnis otomotif Astra sangat tergantung dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

"Ke depan, kami berharap kondisi perekonomian Indonesia dapat terus bertambah baik, sehingga dapat mendukung daya beli masyarakat," ujar Boy kepada Bisnis pada awal bulan ini (1/10/2024).

Menurutnya, di pasar otomotif, ada juga beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap kinerja penjualan, termasuk suku bunga. Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17—18 September 2024, Bank Indonesia (BI) memang telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6%. Hal itu menjadi penurunan suku bunga pertama sejak Agustus 2022. 

Biasanya, suku bunga secara langsung berpengaruh terhadap keputusan untuk membeli dari konsumen. Dari sisi pendanaan bisnis jasa keuangan yang berasal dari kombinasi antara pinjaman bank dan obligasi, pergerakan suku bunga juga berpengaruh terhadap biaya pendanaan perusahaan.  

"Namun, secara umum dampak suku bunga terhadap operasional perusahaan tidak langsung terasa, lagging impact," tutur Boy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper