Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belajar dari Indodax, OJK Perkuat Keamanan Siber Aset Kripto

OJK akan mulai mengawasai aset kripto pada tahun depan, termasuk ancang-ancang menangkal serangan siber.
Warga melintasi iklan Kripto di Terowongan Kendal, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga melintasi iklan Kripto di Terowongan Kendal, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mulai mengawasai aset kripto pada tahun depan. Ragam persiapan dilakukan, termasuk ancang-ancang menangkal serangan siber yang rawan menimpa industri aset kripto, seperti yang terjadi kepada platform jual-beli aset kripto, PT Indodax Nasional Indonesia (Indodax) baru-baru ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengatakan sesuai mandat Undang Undang No. 4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK), peralihan tugas pengawasan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) kepada OJK akan mulai berlaku pada Januari 2025.

OJK pun telah melakukan serangkaian persiapan mulai dari perencanaan aturan, pelaksanaan pengawasan, serta SDM. Persiapan juga termasuk dalam hal antisipasi serangan siber.

"Risiko serangan siber semakin sering terjadi dengan berbagai teknik dan cara yang semakin kompleks. Ini menjadi perhatian kami di OJK juga," ujar Hasan dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada Selasa (1/10/2024).

OJK pun akan menerbitkan pedoman keamanan siber. Pedoman berisi kerangka kerja atau framework yang memastikan keamanan siber serta teknologi oleh penyelenggara aset kripto.

"Ada strategi pencegahannya penanganan keamanan siber, penilaian risiko, dan respon keamanan siber jika seandainya terjadi," tutur Hasan.

Terkait risiko keamanan siber, Hasan menilai bagian yang rawan adalah SDM. "Kami harapkan manajemen penyelenggara aset kripto proaktif perkuat ketahanan siber. Dalam meningkatkan awarenes seharusnya memiliki pelatihan keamanan siber," tuturnya.

Sebelumnya, telah terjadi kasus serangan siber yang menimpa platform jual-beli aset kripto Indodax. Peretasan yang dialami Indodax terjadi pada bulan lalu (11/9/2024). Berdasarkan akun media sosial X (sebelumnya Twitter), peringatan keamanan real-time dari platform Cyvers @CyversAlerts menyampaikan adanya transaksi yang mencurigakan di platform Indodax. 

Lebih lanjut, akun tersebut juga menyebut sudah ada alamat yang mencurigakan untuk menukarkan koin di Indodax ke bitcoin Ether.

Pihak Indodax pun telah mengakui adanya peretasan tersebut. Indodax kemudian melakukan upaya maintenance atau pemeliharaan sistem.

Sementara itu, CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan bahwa setelah mengalami peretasan dari hacker Korea Utara pada 11 September 2024, pihaknya hanya butuh sekitar 80 jam untuk memulihkan diri.

"Kami telah menerapkan berbagai langkah mitigasi yang komprehensif untuk memastikan bahwa platform kami tidak hanya kembali seperti semula, tetapi juga lebih aman dari sebelumnya. Insiden ini justru memastikan keamanan Indodax semakin diperkuat," jelas Oscar dalam keterangannya.

Di sisi lain, industri aset kripto di Indonesia telah berkembang pesat. Per Agustus 2024 tercatat total investor aset kripto mencapai 20,9 juta investor, naik dibandingkan bulan sebelumnya atau Juli 2024 sebanyak 20,59 juta investor.

Nilai transaksi aset kripto juga tercatat tumbuh dari Juli 2024 mencapai Rp42,34 triliun, menjadi Rp48 triliun per Agustus 2024.

Secara akumulatif, nilai transaksi aset kripto sepanjang 2024 dari Januari 2024 sampai Agustus 2024 mencapai Rp344,09 triliun, melonjak 354% secara tahunan (year on year/yoy).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper