Bisnis.com, JAKARTA — PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) menargetkan kinerja keungan perseroan pada akhir 2024 berbalik positif setelah sempat mencatatkan rugi bersih sepanjang paruh pertama tahun ini.
Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu itu memperkirakan permintaan untuk produk petrokimia bakal tetap tinggi pada paruh kedua tahun ini.
“Tahun ini, kami juga berharap bahwa kegiatan Turn Arround Maintenance (TAM) yang baru saja selesai dapat mengoptimalkan operasional dan keandalan pabrik kami secara penuh,” kata Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan TPIA Korporat Suryandi saat dihubungi, Minggu (29/9/2024).
Menurut Suryandi, rampungnya kegiatan TAM itu bakal mendukung rencana perseroan untuk pengembangan dan ekspansi bisnis mendatang.
Kendati demikian, dia mengatakan, industri petrokimia dalam negeri relatif tertekan akibat kondisi pasar global yang tidak menentu dan situasi geopolitik yang belakangan menekan margin perusahaan.
“Tahun ini kami menambah portofolio bisnis kami di sektor energi dan infrastruktur untuk mendukung strategi pertumbuhan serta kinerja perusahaan,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, rugi TPIA membengkak menjadi US$47,46 juta atau setara Rp778,12 miliar sepanjang semester I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, TPIA mencatatkan pembengkakan rugi bersih sebesar 7.999,65% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$568.000.
Rugi yang amblas tersebut sejalan dengan pendapatan TPIA yang anjlok menjadi sebesar US$866,49 juta atau setara Rp14,20 triliun sepanjang semester I/2024. Pendapatan tersebut tergerus 19,34% dibandingkan dengan periode semester I/2023 yang sebesar US$1,07 miliar.
Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan lokal sebesar US$718,84 juta dan penjualan ekspor sebesar US$145,48 juta. Kemudian terdapat pendapatan dari sewa tangki dan dermaga sebesar US$2,16 juta.
Suryandi mengatakan pendapatan itu terdampak dari gangguan supply – demand eksternal yang mengakibatkan penurunan volume penjualan secara keseluruhan sepanjang semester serta dipengaruhi oleh TAM yang terjadwal oleh TPIA yang dimulai pada kuartal II/2024.
“Volume penjualan pada semester I/2024 adalah 91 KT, menurun sebesar 105 KT dibandingkan dengan semester I/2023, dengan TAM yang memberikan tekanan signifikan pada kapasitas produksi,” kata Suryandi dalam keterangan resmi, Rabu (31/7/2024).
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.