Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Mewaspadai Aksi Profit Taking Hingga Polemik IPL

Ulasan tentang koreksi harga saham big caps yang dinilai sebagai aksi profit taking, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, Jumat (27/9/2024).
Pekerja beraktivitas di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (25/9/2024)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pekerja beraktivitas di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (25/9/2024)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) tengah berada dalam fase antiklimaks setelah terus-terusan menembus rekor baru. Salah satu penyebabnya adalah adanya aksi ambil untung atau profit taking dari para investor.

Level tertinggi atau all time high (ATH) IHSG ada di 7.900 pada pekan lalu, Kamis (19/9/2024). Sementara dalam seminggu terakhir, indeks komposit sudah merosot 1,13% meski masih terapresiasi 6,44% sepanjang tahun ini.

Saham-saham dengan kapitalisasi jumbo atau big caps tercatat turun. PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) misalnya, terjun 34,97%. Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) minus 0,47% dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) turun 1,93%.

Ulasan tentang tentang koreksi harga saham big caps itu yang dinilai sebagai aksi profit taking setelah menyentuh rekor tertinggi, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Jumat (27/9/2024):

 

Menghalau Rintangan Proyek DME Batu Bara

Proyek penghiliran batu bara berupa gasifikasi alias mengubah emas hitam menjadi produk gas atau dimethyl ether (DME) di Tanah Air masih belum menunjukkan perkembangan apapun.

Kendati pemerintah telah menyiapkan tiga insentif utama untuk memacu penghiliran batu bara di dalam negeri, termasuk untuk proyek DME, program peningkatan nilai tambah emas hitam itu tetap saja sulit tercapai.

Khusus untuk DME, pemerintah bahkan telah mencanangkan proyek gasifikasi tersebut sebagai alternatif pengganti gas alam cair (liquefied petroleum gas/LPG) yang selama ini banyak diperoleh melalui impor hingga mencapai 6 juta ton per tahun.

Dengan kemampuan produksi LPG di dalam negeri yang ditargetkan 1,97 juta ton per tahun hingga 2024, sedangkan kebutuhan domestik yang terus meningkat di atas 8,5 juta ton, berdampak pada impor LPG yang terus bertambah.

Namun, nyatanya proyek DME hingga kini masih mengambang bahkan bisa dibilang terancam gagal terealisasi, terutama setelah Air Products & Chemical Inc. menyatakan mundur dari proyek DME yang akan digarap PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) bersama PT Pertamina (Persero) dan proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol bersama anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Kaltim Prima Coal (KPC).

 

Hati-Hati Investor Amankan Keuntungan di Pasar Saham

Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang berada dalam tren konsolidasi dan menjelang pelantikan presiden membuat investor cenderung melakukan aksi ambil untung atau profit taking.

Hal itu sejalan dengan pernyataan perbankan investasi asal Amerika Serikat (AS), J.P. Morgan yang menyarankan agar investor mengamankan beberapa keuntungan setelah terjadi reli di pasar saham Indonesia baru-baru ini.

Selanjutnya, JP Morgan merekomendasikan agar investor lebih banyak fokus kepada saham-saham berkualitas karena faktor risiko politik dapat memicu volatilitas pasar.

“Pengumuman kabinet baru setelah inagurasi Presiden terpilih Prabowo Subianto pada 20 Oktober 2024 dan pemilu di AS pada November 2024 kemungkinan akan menciptakan downside risk,” tulis Analis J.P. Morgan Henry Wibowo dalam laporan dikutip dari bisnis.com yang melansir Bloomberg

Kendati demikian, JP Morgan masih memiliki pandangan positif untuk prospek pasar saham Indonesia dalam jangka panjang. Mereka merekomendasikan untuk lebih fokus kepada nama-nama emiten berkualitas dengan revisi laba bersih positif.

 

Indonesia dan Jepang Akan Masuki Fase Pemerintahan Baru

Jepang akan memasuki fase baru dalam tata kelola pemerintahan pascamundurnya Perdana Menteri Fumio Kishida pada awal September. Kira-kira awal Oktober 2024, jabatan perdana menteri baru akan segera terisi.

Situasi tersebut membuat Jepang dan Indonesia akan berada dalam fase sama dalam hal pergantian tampuk kepemimpinan. Presiden terpilih Prabowo Subianto akan segera mengucap sumpah jabatan pada 20 Oktober 2024.

Artinya, ada jeda kurang lebih sekitar 20 hari setelah pemerintahan baru di Jepang terbentuk, akan disusul dengan terbentuknya pemerintahan di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Ketiga Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Ryutaro Kubo saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia pada Kamis (26/9/2024).

Sekretaris Ketiga Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Ryutaro Kubo saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia pada Kamis (26/9/2024). Bisnis/Eusebio Chyrsnamurti

Kubo menuturkan partai berkuasa di Jepang, Liberal Demokrat atau Liberal Democratic Party (LDP) akan melakukan pemilihan ketua umum pada Jumat (27/9/2024) untuk menentukan pengganti jabatan ketua umum yang saat ini sekaligus menjabat Perdana Menteri, Fumio Kishida.

 

Emiten Komponen Otomotif Geber Pasar Ekspor

Pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dan Federal Reserve dengan menurunkan suku bunga dimanfaatkan betul oleh emiten yang bergerak di sektor komponen otomotif.

Mereka menyusun strategi untuk menggenjot penjualan. Bukan hanya berlomba di pasar domestik, para pabrikan bersiap mengakselerasi ekspor ke berbagai negara.

PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) siap tancap gas menggenjot penjualan saat suku bunga acuan dipangkas. Presiden Direktur DRMA Irianto Santoso mengatakan bahwa penurunan suku bunga akan berdampak positif pada industri otomotif. 

Sementara di pasar domestik, DRMA membuka peluang memperluas pangsa pasar melalui peluncuran model baru di masa mendatang. 

 

Polemik Pengenaan Pajak Terhadap IPL Rusun Apartemen

Rencana pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas iuran pengelolaan apartemen (IPL) apartemen mengalami penolakan di kalangan pemilik dan penghuni rumah susun (rusun).

Namun, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Wilayah Jakarta Barat akhirnya membatalkan rencana sosialisasi secara daring tentang pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas jasa pengelolaan apartemen pada Kamis (26/9/2024).

Berdasarkan surat yang diterima Bisnis dari salah satu penghuni rusun, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Wilayah Jakarta Barat mengundang pengelola apartemen di Jakarta Barat untuk menghadiri sosialisasi secara daring yang akan digelar pada Kamis 26 September 2024 pukul 09.00 WIB. 

Dalam lampiran surat tersebut, tertera 19 Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) yang terdaftar sebagai undangan, yakni P3SRS Komersial Campuran Seasons City Jakarta, Apartemen Permata Eksekutif, Apartemen Grand Tropic, Apartemen Westmark, Apartemen Mediterania Garden Residence 1, Apartemen Mediterania Garden Residence 2, dan Apartemen Royal Mediterania Garden Residences. 

Kemudian, Grand Madison, Taman Anggrek Residences, Apartemen Taman Anggrek, Central Park Residences, Apartemen Menara Latumenten, Apartemen Neo Soho, Apartemen Belmont Residences tower Everest, Athena, dan Montblanc, Veranda Residence Puri, Apartemen Puri Garden, dan Apartemen Maqna Residence.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper