Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale Indonesia (INCO) Serap Capex US$118,4 Juta Sepanjang Semester 1/2024

Sepanjang paruh pertama 2024, Vale Indonesia (INCO) baru menyerap 31% capex dari total yang dicanangkan sepanjang tahun ini.
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menghabiskan belanja modal (capex) mencapai US$118,4 juta atau sekitar Rp1,88 triliun (asumsi kurs Rp15.919 per dolar AS) sepanjang semester I/2024. 

Head of Corporate Communications INCO Vanda Kusumaningrum mengatakan serapan belanja modal pada paruh pertama 2024 ini baru sebesar 31% dari total yang dicanangkan sepanjang 2024. INCO menargetkan belanja untuk capex sampai akhir tahun bisa mencapai sekitar US$380 juta atau sekitar Rp6,04 triliun.

“Pada paruh kedua 2024, kami akan mengeluarkan tambahan belanja modal, terutama untuk proyek pertumbuhan kami di Morowali dan Pomalaa,” kata Vanda saat dihubungi, Jumat (9/8/2024). 

Vanda mengatakan perseroan bakal tetap meningkatkan produktivitas sembari meningkatkan efisiensi di sejumlah pos ongkos produksi. 

Dengan demikian, kata Vanda, biaya tunai per unit tetap kompetitif dan menghasilkan margin yang sehat secara berkelanjutan. 

Vanda memastikan INCO tetap menargetkan produksi sekitar 70.800 metrik ton nikel dalam matte sampai akhir tauhn ini. 

“Meskipun kondisi harga nikel yang berfluktuasi, kami optimis dengan prospek produksi kami dan berharap operasi kami berjalan lancar hingga akhir tahun,” kata dia. 

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2024 yang dipublikasikan Senin (29/7/2024), INCO membukukan laba bersih US$37,28 juta atau setara Rp611,26 miliar sepanjang semester I/2024 (kurs jisdor Rp16.394). 

Pencapaian itu turun 82,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$207,80 juta. 

Pada sisi pendapatan, INCO mencatat angka US$478,75 juta atau setara Rp7,84 triliun. Pendapatan tersebut turun 27,34% dibandingkan dengan US$658,96 juta per akhir Juni 2024. 

Di tengah penurunan pendapatan, INCO menekan beban pokok pendapatan dari US$438,49 juta pada semester I/2023 menjadi US$417,16 juta akhir Juni 2024. Dari situ, perseroan membukukan laba kotor US$61,58 juta. 

Adapun, INCO mencatatkan produksi nikel dalam matte sebesar 34.774 ton sepanjang semester I/2024, lebih tinggi dibandingkan dengan produksi semester I/2023 yang sebesar 33.691 ton.  

Sejalan dengan kenaikan produksi, penjualan nikel matte juga naik dari 33.221 ton pada semester I/2023 menjadi 35.680 per akhir Juni 2024.

OCBC Sekuritas menyematkan rating buy untuk INCO dengan target harga Rp4.700 per lembar. 

Equity Analyst OCBC Sekuritas Devi Harjoto berharap INCO tetap dapat menekan ongkos produksi di bawah US$10.000 per ton untuk menjaga kinerja efisiensi. 

Menurut Devi, capaian efisiensi INCO jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan emiten lainnya di model bisnis yang sama. 

“Dengan target harga Rp4.700 per lembar, mencerminkan 2024F EV/EVITDA 7,8 kali. Perlu digarisbawahi, dengan harga saat ini, rating itu mewakili EV/EBITDA 5,6 kali,” kata Devi dalam risetnya. 

Berdasarkan data RTI Business, Saham INCO saat ini berada di level Rp3.690 per lembar, atau telah menguat 2,22% pada perdagangan hari ini. 

Kendati demikian, harga saham INCO telah terkoreksi 14,61% atau turun 633 poin secara year to date. 

Dengan transaksi mencapai 1.929 kali yang melibatkan 7,01 juta lembar saham, INCO mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp25,89 miliar pada perdagangan hari ini. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper