Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepi Permintaan hingga Ketentuan Baru Bikin Kinerja Ekspor Karet Sumut Terseok

Gapkindo Sumut mengungkapkan dua penyebab utama turun signifikannya volume ekspor karet Sumut.
Gapkindo Sumut mengungkapkan dua penyebab utama turun signifikannya volume ekspor karet Sumut.
Gapkindo Sumut mengungkapkan dua penyebab utama turun signifikannya volume ekspor karet Sumut.

Bisnis.com, MEDAN - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara (Sumut) mengungkapkan dua penyebab utama turun signifikannya volume ekspor karet Sumut, yakni permintaan yang sepi dan adanya ketentuan pembeli agar pengekspor mengikuti regulasi anti deforestasi Eropa.

Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut Edy Irwansyah mengatakan bahwa kesulitan pabrik memenuhi regulasi EUDR (The European Union on Deforestation-free Regulation) telah mengakibatkan volume ekspor karet turun drastis.

"Pelaku usaha tidak dapat berbuat banyak memenuhi regulasi EUDR tanpa bantuan pemerintah dalam hal legalitas lahan dan database petani karet," kata Edy, Rabu (19/6/2024).

Disampaikan Edy, ekspor ke Eropa untuk pengapalan bulan Mei 2024 menduduki porsi 18,68% dengan 10 negara tujuan yaitu Polandia, Luksemburg, Jerman, Slovenia, Belgia, Spanyol, Italia, Perancis, Belanda, dan Finlandia.

Ekspor tersebut adalah karet remah (berupa SIR/TSR) untuk bahan baku pembuatan ban.

Ketentuan teranyar dari buyer agar setiap partai karet yang diekspor harus mengikuti regulasi anti deforestasi Eropa yang dikenal dengan EUDR telah memicu anjloknya volume ekspor karet Sumut.

Hal itu diperparah dengan kebijakan negara tujuan ekspor non-Eropa yang juga mempersyaratkan pemenuhan EUDR.

"Sebab pembelinya adalah industri ban dimana produk ban ini yang juga akan dipasarkan ke Eropa harus memenuhi regulasi EUDR," tambah Edy.

Adapun ekspor karet pada pengapalan Mei 2024 menyasar 25 negara tujuan, lima posisi teratas dihuni oleh 1) Jepang 31,31% dari total volume ekspor; 2) Amerika Serikat 26,28%; 3) Canada 7,68%; serta dua negara Eropa yakni 4) Polandia 6,45%; dan 5) Luksemburg 3,87%.

Berdasarkan data Gapkindo Sumut, volume ekspor karet alam asal Sumatra Utara pada Mei 2024 turun hingga 12,63% (month-to-month) menjadi 15.620 ton dari bulan April 2024.

Secara tahunan, penurunan pada Mei 2024 lebih tajam yakni hingga mencapai 46,39% (year-on-year/yoy) dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Edy menjelaskan, bila melihat rata-rata normal volume ekspor bulanan tahun-tahun sebelumnya yang sekitar 42 ribu ton, bahkan pada April 2011 yang mencapai 54 ribu ton, kinerja ekspor karet Sumatra Utara terus mengalami pelemahan dari tahun ke tahun.

Edy juga menyebut bahwa pelaku usaha industri pengolahan karet sebagai salah satu pemangku kepentingan terus berupaya agar volume ekspor dapat dipertahankan.

"Semoga pemangku kepentingan lainnya dapat memberikan perhatian terhadap komoditi ini," harapnya. 

Sebagai informasi, harga karet SIOCM-TSR20 rata-rata bulanan Mei sebesar 168,74 sen AS per kg atau naik sebesar 6,3 sen dari rataan bulan April.

Terkait pasokan bahan olah karet (bokar), saat ini wilayah Sumatra Utara sudah pulih dari musim gugur daun tahunan, namun akibat adanya gangguan cuaca berupa hujan yang tidak menentu, diperkirakan pasokan bokar bulan ini masih terbatas. (K68)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper