Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) mulai memetik hasil investasi di sektor pertambangan nikel. Kontribusi segmen nikel diproyeksi mendorong kinerja UNTR, di tengah normalisasi harga batu bara dan merosotnya penjualan alat berat pada 2024.
Merujuk laporan bulanan yang dikutip Rabu (29/5/2024), UNTR melaporkan kinerja penjualan bijih nikel sepanjang Januari—April 2024. Pada periode tersebut, volume penjualan bijih nikel UNTR tercatat sebanyak 25.000 wet metric ton (wmt) pada Januari, 138.000 wmt pada Februari, 220.000 wmt pada Maret, dan 216.000 wmt pada bulan lalu.
Secara kumulatif, volume penjualan bijih nikel UNTR mencapai 598.343 wmt sepanjang 4 bulan 2024. Jumlah itu terdiri atas 291.000 wmt saprolit dan 309.000 wmt limonit.
Pada periode yang sama 2023, UNTR belum membukukan penjualan bijih nikel. Pasalnya, diversifikasi perseroan ke bisnis nikel baru rampung pada akhir 2023.
Segmen usaha pertambangan nikel UNTR mencakup PT Stargate Pacific Resources (SPR) dan Nickel Industries Limited (NIC). NIC diakuisisi pada September 2023 dengan kepemilikan sebesar 19,99%.
Sementara itu, SPR baru saja diakuisisi dengan kepemilikan mayoritas pada Desember 2023. SPR mengoperasikan tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Baca Juga
Sepanjang kuartal I/2024, SPR mencatatkan penjualan bijih nikel sebesar 383.000 wmt yang terdiri atas 203.000 wmt saprolit dan 180.000 wmt limonit.
Adapun, NIC merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama yang berlokasi di Indonesia.
Dalam keterangan resminya, Sekretaris Perusahaan UNTR Sara Loebis mengatakan perseroan mencatat equity income dari NIC yang tertunda karena adanya perbedaan periode pelaporan kinerja.
Secara operasional, NIC melaporkan penjualan 34.000 ton logam nikel pada kuartal terakhir 2023 yang terdiri atas 29.000 ton logam nikel dalam bentuk nickel pig iron (NPI) dan 5.000 ton dalam bentuk nikel matte.
Di sisi keuangan, UNTR meraih pendapatan bersih dari segmen pertambangan emas dan mineral lainnya sebesar Rp1,82 triliun pada kuartal I/2024. Capaian tersebut meningkat dari Rp1,69 triliun pada kuartal yang sama 2023.
Masih di sektor pertambangan mineral, UNTR membukukan penjualan emas sebanyak 66.870 ons sepanjang Januari—April 2024 atau turun 12,37% year-on-year (YoY) dari 76.317 ons. Penurunan itu sejalan dengan absennya penjualan emas pada Januari dan Februari tahun ini.
Selain itu, volume penjualan alat berat Komatsu juga melandai. UNTR mencatat volumenya turun dari 2.166 unit pada 4 bulan 2023 menjadi 1.400 unit hingga April 2024.
Secara bulanan, volume penjualan Komatsu dalam tren menurun dari 518 unit pada Januari, menjadi 307 unit pada Februari, 301 unit pada Maret, dan 274 unit pada April 2024.
Berbanding terbalik, kinerja segmen kontraktor pertambangan dan penjualan batu bara UNTR justru menorehkan kenaikan. Volume produksi batu bara UNTR naik 19,24% YoY menjadi 44 juta ton dengan volume overburden removal melesat dari 331,9 juta bcm menjadi 384,1 juta bcm.
Adapun, volume penjualan batu bara UNTR sepanjang 4 bulan 2024 mencapai 5,26 juta ton atau meningkat 22,68% YoY dari 4,29 juta ton.