Bisnis.com, JAKARTA - Schroders Indonesia memprediksi pertumbuhan dana kelolaan hanya akan tumbuh di bawah 10%. Pertumbuhan dana kelolaan akan selaras dengan pertumbuhan Gross Margin Profit (GDP) Indonesia dan beberapa kebijakan ekonomi.
CEO Schroders Indonesia Michael T. Tjoajadi mengatakan estimasi pertumbuhan dana kelolaan Schroders akan tumbuh tidak lebih dari 10%. Michael mengatakan saat ini, Schroders memiliki total aset sekitar Rp77 triliun, jika pertumbuhan 10% maka akan bertambah Rp7 triliun.
“Saya bilang di bawah 10%. Dari 0 sampai 10 [pertumbuhan dana kelolaan],” katanya saat ditemui di Jakarta,” Kamis (18/1/2024).
Lebih lanjut, Michael mengatakan produk reksa dana obligasi, reksa dana saham dan reksa dana campuran akan menjadi penopang pertumbuhan dana kelolaan.
Sementara itu, pertumbuhan dana kelolaan secara umum akan bergantung pada pertumbuhan GDP dan beberapa kebijakan ekonomi terlebih adanya pemilu 2024 di mana setiap calon memiliki kebijakan ekonomi masing-masing.
Kebijakan tersebut termasuk penerapan pajak, penyediaan tenaga kerja dan bagaimana kebijakan banking untuk membantu UMKM.
Baca Juga
“Itu semua kita harus lihat. Dan itulah yang nanti akan mempengaruhi. Nanti di tahun 2025. Karena dia baru berkuasa di akhir tahun,” jelasnya.
Michael mencontohkan kebijakan yang kira-kira dapat dipertimbangkan stakeholder seperti kebijakan surat berharga oleh Bank Indonesia.
Bank Indonesia terakhir mengumumkan penerbitan instrumen baru yaitu SRBI. Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan menggunakan underlying asset berupa surat berharga milik Bank Indonesia.