Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Sebut Pelemahan Rupiah Picu Penurunan Peringkat Surat Utang Korporasi

Pefindo mengungkapkan besarnya risiko penurunan peringkat surat utang perusahaan di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)
Karyawati beraktivitas di kantor PEFINDO Biro Kredit (IdScore), Jakarta, Senin (11/10/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PEFINDO Biro Kredit (IdScore), Jakarta, Senin (11/10/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengungkapkan besarnya risiko penurunan peringkat surat utang perusahaan di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Di tengah kondisi ini, penurunan peringkat surat utang berpotensi terjadi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki utang besar dalam satuan mata uang asing, terutama dolar AS. 

Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo Niken Indriarsih mengatakan, hal tersebut akan memicu adanya ketimpangan antara pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satuan rupiah dengan utang dalam mata uang asing.  

"Ini akan membuat gap karena arus kas yang masuk dalam rupiah sementara arus kas keluar terutama untuk pembayaran kewajiban finansial itu dalam mata uang asing, kalau memang perusahaan memiliki utang dalam mata uang asing, utamanya dolar AS" tutur dia dalam konferensi pers, Rabu (25/10/2023). 

Di sisi lain, Niken menilai bahwa melemahnya mata uang RI di hadapan dolar AS tak akan berpengaruh signifikan terhadap potensi penurunan peringkat surat utang bagi perusahaan yang mencatat pendapatan dalam satuan rupiah. 

Berdasarkan data Pefindo per September 2023, total penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp91,8 triliun. Capaian tersebut terdiri dari penerbitan obligasi sebesar Rp78,81 triliun, sukuk sebesar Rp10,43 triliun, medium term notes (MTN) Rp1,71 triliun, serta sekuritas yang mencapai Rp842,5 miliar. 

Adapun, Niken menyebut bahwa penerbitan surat utang korporasi tersebut sebagian besar digunakan untuk modal kerja atau tepatnya sebesar 62,7%, dan sebesar 31,9% untuk refinancing. 

Sementara itu, hingga akhir kuartal III/2023, Pefindo telah mengantongi mandat pemeringkatan surat utang korporasi sebesar Rp49,54 triliun per 30 September 2023. Perusahaan dari sektor perbankan tercatat sebagai sektor dengan rencana penerbitan terbesar. 

Mandat penerbitan obligasi korporasi yang diterima Pefindo dari sektor perbankan berasal dari 3 perusahaan dengan nilai mencapai Rp12,9 triliun. 

Kemudian, sektor industri bubur kertas dan tissue (pulp and paper) menyusul dengan nilai rencana penerbitan sebesar Rp9,94 triliun dan berasal dari 4 perusahaan. Selanjutnya adalah perusahaan induk atau holding company yang berencana menerbitkan surat utang senilai Rp5,9 triliun. 

Jika ditelaah berdasarkan jenis surat utangnya, penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi berkontribusi paling besar dengan nilai Rp22,95 triliun, disusul oleh obligasi sebesar Rp10,46 triliun, sukuk senilai Rp8,9 triliun, medium term notes (MTN) Rp4,17 triliun, PUB sukuk Rp1,75 triliun, serta Surat Berharga Komersil (SBK) senilai Rp1,2 triliun. 

Lebih lanjut, berdasarkan institusi, BUMN mendominasi mandat yang terima Pefindo jika dibandingkan dengan perusahaan swasta. Secara total, mandat yang diperoleh dari BUMN mencapai Rp34,63 triliun yang berasal dari 17 perusahaan. Sedangkan mandat dari perusahaan swasta berasal dari 14 perusahaan dengan nilai Rp14,9 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper