Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jual Saham GJTL, Lo Kheng Hong Tetap Setia Pegang Saham BMTR

Ditengah aksi jualnya di saham GJTL, investor kawakan Lo Kheng Hong justru masih setia mempertahankan kepemilikan sahamnya di PT Global Mediacom Tbk. (BMTR).
Lo Kheng Hong memegang sekitar 1.067.633.500 lembar atau setara 6,53 persen saham PT Global Mediacom Tbk. (BMTR). Istimewa
Lo Kheng Hong memegang sekitar 1.067.633.500 lembar atau setara 6,53 persen saham PT Global Mediacom Tbk. (BMTR). Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah keputusan untuk menjual sahamnya di PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), investor kawakan Lo Kheng Hong justru masih setia mempertahankan kepemilikan sahamnya di PT Global Mediacom Tbk. (BMTR).

Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek per 31 Juli lalu, Lo Kheng Hong masih memegang saham BMTR sebanyak 1.067.633.500 lembar atau setara 6,53 persen dari total saham. Jumlah ini tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya.

Hal itu menunjukkan bahwa investor kawakan tanah air itu tidak menjual sedikit pun saham BMTR. Kondisi berbanding terbalik dengan keputusan Pak Lo untuk menjual sebagian besar saham PT Gajah Tunggal yang dimilikinya.

“Saya hanya mengurangi sedikit kepemilikan saham saya di Gajah Tunggal, saham Gajah Tunggal saya masih banyak, belum habis,” ujar Pak Lo kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

Menyitir laporan bulanan registrasi pemegang efek GJTL per akhir Juli, nama Lo Kheng Hong memang tidak lagi menjadi pemegang saham dengan porsi kepemilikan di atas 5 persen.

Dalam keterbukaan informasi GJTL, Lo Kheng Hong melaporkan aksi divestasinya pada 6 – 7 Juli 2023 sebanyak 11.032.900 lembar. Dia menjual saham GJTL di harga Rp1.343 per lembar, sehingga hasil penjualan mencapai sekitar Rp14,81 miliar.

Aksi divestasi ini menjadikan kepemilikan saham Lo Kheng Hong menjadi 168.968.100 saham atau setara 4,8 persen, dari sebelumnya sebanyak 180.001.000 saham atau 5,17 persen.

Di sisi lain, rencana merger BMTR dengan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN), yang dinantikan oleh Lo Kheng Hong, dipastikan terus berjalan pada tahun ini sesuai dengan rencana.

Investor Relation MNCN Samuel Tanoesoedibjo mengatakan bahwa simulasi merger antara kedua emiten tersebut sedang dilakukan. Rencana tersebut juga masih berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan perseroan.

“Kami sekarang sedang simulasi merger antara MNCN dan BMTR. Saya berharap dalam waktu dekat akan ada pemberitaan terkait hal ini, pasti jika ada pemberitaan kami akan update,” ujarnya dalam diskusi daring yang disiarkan kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas, awal Agustus 2023.

Samuel menjelaskan alasan merger kedua emiten tersebut dilakukan untuk mempermudah investor dalam berinvestasi di emiten Grup MNC. Sebagaimana diketahui, group milik Hary Tanoesoedibjo ini memiliki banyak perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan Grup MNC yang tercatat melantai di bursa, antara lain, PT MNC Asia Holding Tbk. (BHIT), PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV), PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY), dan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP).

“Oleh karena itu, kami ingin mengkonsolidasikan BMTR dan MNCN, serta kami mau berfokus di MSIN [PT MNC Digital Entertainment Tbk.] bisnis digital kami, karena ini yang benar-benar mau kami kembangkan,” pungkas Samuel.

Rencana merger MNCN dan BMTR telah mengudara sejak 2022. Kala itu, Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan alasan penjajakan merger BMTR dengan MNCN adalah hierarki harga saham Grup MNC di bidang media yang tidak sesuai harapan.

Dalam skenarionya, BMTR akan memiliki MSIN dan empat TV yang sekarang di bawah MNCN. Kondisi harga saham yang kurang optimal tersebut menjadi alasan merger dilakukan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper