Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harapan Lo Kheng Hong Terkait Merger dan Penguatan Modal BMTR

Investor kawakan Lo Kheng Hong tengah menanti dan berharap merger emiten Grup MNC, PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) dengan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN)
Lo Kheng Hong berpose di depan dinding berisi kutipan Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo./istimewa
Lo Kheng Hong berpose di depan dinding berisi kutipan Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Investor kawakan Lo Kheng Hong tengah menanti dan berharap merger emiten Grup MNC, PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) dengan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) usai pembagian dividen ditahan..

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, investor kawakan Lo Khen Hong diketahui mengharapkan merger itu terjadi. Sebagai pengoleksi saham BMTR, dia menilai langkah tersebut akan meningkatkan harga saham dari emiten hasil merger nantinya. 

“Semoga terjadi itu pun juga yang saya nantikan,” ujar Lo Kheng Hong dalam Investalk KSPM FEB UI 2023 yang dikutip Bisnis pada Selasa (16/5/2023). 

Selain itu, BMTR pun tidak  membagikan dividen untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022. Adapun hasil laba bersih 2022 akan digunakan sebesar Rp1 miliar sebagai dana cadangan, dan sisanya sebagai saldo laba ditahan.

“Tidak ada pembagian dividen Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022,” demikian bunyi putusan RUPST BMTR dikutip, Selasa (20/6/2023).

Laba bersih yang dialokasikan sebagai laba ditahan tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan dan pengembangan usaha. BMTR berencana melakukan pengembangan industri media dan hiburan khususnya dalam bidang digital.

Padahal sepanjang 2022, BMTR mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,17 triliun. Laba tersebut turun 17,98 persen dari Rp1,38 triliun pada 2021.

Segenap strategi penguatan media Grup MNC itu pun kini bermuara pada merger BMTR dan MNCN. Investor Relation MNCN Samuel Tanoesoedibjo mengatakan saat ini simulasi merger antarkedua emiten sedang dilakukan. Sejauh ini, lanjutnya, proses konsolidasi tersebut juga masih berjalan selaras dengan rencana yang ditetapkan perseroan. 

“Kami sekarang sedang simulasi merger antara MNCN dan BMTR. Saya berharap dalam waktu dekat akan ada pemberitaan terkait hal ini, pasti jika ada pemberitaan kami akan update,” ujarnya dalam diskusi daring yang disiarkan kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas, Kamis (3/8/2023). 

Samuel menjelaskan alasan merger kedua emiten ini dilakukan untuk mempermudah investor dalam berinvestasi di emiten Grup MNC. Sebab, group milik Hary Tanoesoedibjo ini memiliki banyak perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 

Adapun perusahaan Grup MNC yang tercatat melantai di bursa, antara lain, PT MNC Asia Holding Tbk. (BHIT), PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV), PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY), dan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP). 

“Oleh karena itu, kami ingin mengkonsolidasikan BMTR dan MNCN, serta kami mau berfokus di MSIN [PT MNC Digital Entertainment Tbk.] bisnis digital kami, karena ini yang benar-benar mau kami kembangkan,” pungkas Samuel. 

Rencana merger MNCN dan BMTR telah mengudara sejak 2022. Kala itu, Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan alasan penjajakan merger BMTR dengan MNCN adalah hierarki harga saham Grup MNC di bidang media yang tidak sesuai harapan. 

Sebagai contoh, MSIN sebagai operating company terkait digital adalah perusahaan media Group MNC dengan harga saham tertinggi, diikuti oleh MNCN yang secara langsung memiliki empat televisi yaitu RCTI, MNCTV, GTV dan iNews. 

Sampai dengan perdagangan hari ini, saham MSIN tercatat berada di level Rp3.790 per lembar dengan total kapitalisasi pasar senilai Rp45,99 triliun. Adapun saham MNCN bertengger di level Rp560 dengan total market cap Rp8,43 triliun. 

Dalam skenarionya, BMTR akan memiliki MSIN dan empat TV yang sekarang di bawah MNCN. Kondisi harga saham yang kurang optimal tersebut menjadi alasan merger dilakukan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper