Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler Hari Ini: IPO pada 1998 Hanya 6 Emiten dan Blue Bonds

IPO di pasar modal pada 1998 dan blue bonds menjadi topik terpopuler di Kanal Market Bisnis.com.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pembaca Kanal Market Bisnis.com tertarik dengan artikel mengenai kondisi IPO di pasar modal pada 1998 silam.

Pada masa itu, penawaran umum perdana saham mengalami kontraksi kala resesi melanda. Situasi politik dan ekonomi yang memburuk pada Mei 1998 ikut menekan tren IPO.

Berita terpopuler lainnya mengenai blue bonds yang pertama kali diterbitkan oleh pemerintah. Blue bonds menjadi bagian dari SUN dalam bentuk valas yang berdenominasi yen Jepang atau Samurai Bond.

Berikut daftar selengkapnya 5 berita terpopuler di Kanal Market Bisnis.com:

1. Mengenang 1998, kala IPO Saham di Pasar Modal hanya 6 Emiten

Bisnis penawaran umum perdana saham (initial public offering /IPO) mengalami kontraksi kala resesi melanda pada 1998 dengan hanya menghadirkan 8 emiten saja yang melantai.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna bercerita pada 1997 penggalangan dana melalui penerbitan saham atau IPO masih relatif baik.

Pasalnya setahun sebelum tahun reformasi 1998, terdapat 30 perusahaan yang menggalang dana IPO dengan akumulasi kapital yang dihimpun sebesar Rp3,5 triliun.

2. Sri Mulyani Pertama Kali Terbitkan Blue Bonds, Apakah Itu?

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan resmi menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi yen Jepang atau Samurai Bond senilai 104,8 miliar yen atau setara Rp11,34 triliun pada Jumat, (19/5/2023). Salah satunya untuk pembiayaan proyek lautan atau blue bonds.

Pada penerbitan Samurai Bond ini, terdapat empat seri yang diterbitkan yaitu RIJPY0526B tenor 3 tahun, RIJPY0528B tenor 5 tahun, RIJPY0530 tenor 7 tahun, dan RIJPY0533 tenor 10 tahun.

3. Emiten Kertas Grup Sinar Mas (INKP) Bakal Aksi Korporasi demi Pabrik Rp57 Triliun

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) bekerja keras mengumpulkan dana untuk ambisi pembangunan pabrik baru Indah Kiat Pulp & Paper di Karawang yang memakan dana US$3,63 miliar atau setara dengan Rp57,14 triliun.

Direktur Indah Kiat Pulp & Paper Kurniawan Yuwono menyebutkan dana tersebut 40 persen berasal dari belanja modal yang disiapkan INKP sebesar US$1 miliar atau setara Rp14,81 triliun (kurs jisdor Rp14.810).

“60 persen dana pembangunan pabrik berasal dari pinjaman bank jangka panjang dan surat utang lainnya (obligasi),” katanya dikutip Minggu (21 /5/2023).

4. Komisaris Asal Malaysia Borong 1,13 Juta Saham Adaro Minerals (ADMR)

Komisaris PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) berkewarganegaraan Malaysia, Chia Ah Hoo memborong saham perseroan sebanyak 1,13 juta saham selama dua hari berturut-turut.

Direktur Adaro Minerals Heri Gunawan dalam keterangan resminya pada Jumat, (19/5/2023) mengatakan pembelian saham ADMR oleh Chia Ah Hoo dilakukan secara bertahap pada tanggal 15 dan 16 Mei 2023.

Pada 15 Mei 2023, Chia Ah Hoo membeli sebanyak 554.000 saham ADMR dengan harga transaksi Rp900 per saham. Alhasil, dia merogoh kocek Rp498,6 juta untuk membeli saham perseroan.

5. Emiten Lo Kheng Hong (CFIN) Jadwalkan RUPS, Siap Tebar Dividen?

Emiten leasing yang menjadi salah satu portofolio saham investor kawakan Lo Kheng Hong, PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) atau Clipan Finance mengumumkan akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan RUPS Tahunan (RUPST).

Apakah pembagian dividen masuk mata acara rapat?

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip pada Minggu (21/5/2023), CFIN bakal melangsungkan rapat pada Kamis, 22 Juni 2023 dan dimulai pada pukul 14.00 WIB. Rencananya, rapat akan dihelat di Gedung Bank Panin Pusat, Jakarta Pusat.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper