Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Sultan Subang Indo Pureco (IPPE) Berencana Kongsi dengan Investor Jepang

Emiten milik Sultan Subang Asep Sulaeman Sabanda, PT Indo Pureco Pratama Tbk. (IPPE) akan melakukan sejumlah ekspansi bisnis.
Emiten milik Asep Sulaeman Sabanda alias Sultan Subang PT Indo Pureco Pratama Tbk. (IPPE) akan melakukan sejumlah ekspansi bisnis.
Emiten milik Asep Sulaeman Sabanda alias Sultan Subang PT Indo Pureco Pratama Tbk. (IPPE) akan melakukan sejumlah ekspansi bisnis.

Bisnis.com, JAKARTA — Manajemen emiten milik Asep Sulaeman Sabanda alias Sultan Subang PT Indo Pureco Pratama Tbk. (IPPE) berencana masuk ke bisnis beras nasional sebagai strategi menggenjot kinerja.

IPPE juga menyiapkan kerja sama dengan perusahaan Jepang untuk memasok kopra atau kelapa sebagai bahan baku bioavtur.

“Kami akan mulai masuk ke industri beras. Kami melihat potensi ini sangat luar biasa karena saya melihat dari secara global Indonesia tidak mengimpor beras dan sudah 10 bulan surplus. Ini tentu menarik minat kami untuk membangun bisnis di industri beras,” kata Direktur Utama Indo Pureco Pratama Syahmenan dalam paparan publik insidentil, Selasa (31/1/2023).

Dia tidak memerinci lebih lanjut lini bisnis beras apa yang akan dijajal IPPE. Sejauh ini, Indo Pureco tercatat hanya memiliki alat produksi virgin coconut oil (VCO) dan crude coconut oil (CCO) yang tengah dalam tahap ekspansi.

Syahmenan menjelaskan bahwa ekspansi pabrik akan menambah kapasitas produksi minyak kelapa alias CCO menjadi 2.500 ton per bulan. Jumlah tersebut setara dengan serapan kopra sebesar 5.000 ton per bulannya.

Pabrik baru yang dibangun dengan dana hasil IPO tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada Maret 2023, sejalan dengan rencana IPPE untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Jepang.

“Kami akan melakukan strategi kerja sama dengan perusahaan jepang untuk masuk dalam industri bioavtur yang berbasis CCO,” kata dia.

Syahmenan mengemukakan bahwa kerja sama tersebut masih berada dalam tahap penjajakan dan diharapkan bisa diimplementasikan di dua lokasi pemasok kopra, yakni di Sumatra untuk wilayah Barat dan Sulawesi Utara atau Halmahera untuk wilayah Indonesia bagian timut.

“Wilayah tersebut dipilih karena potensi besar dan semua produk kami akan 100 persen diekspor ke Jepang untuk dibuat bioavtur,” kata dia.

Adapun per September 2022, IPPE membukukan penjualan sebesar Rp43,87 miliar, naik 116,33 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2021 sebesar Rp20,28 miliar.

Kenaikan penjualan disebabkan oleh pertumbuhan penjualan CCO sebesar 130,20 persen, VCO naik 42,85 persen, dan copra meal naik 21,72 persen secara tahunan.

Sementara itu, laba bersih tahun berjalan per September mencapai Rp6,04 miliar atau naik 205 persen dari Rp1,98 miliar per September 2021.

Sebagaimana diketahui, Asep Sulaeman Sabanda tercatat memiliki saham minoritas IPPE secara langsung sebesar 250,67 juta saham atau setara 5,45 persen per 31 Desember 2022. Dia juga menjadi pengendali IPPE lewat PT Lembur Sadaya Investama yang menguasai 1,62 miliar saham yang setara dengan 35,22 persen.

Asep Sulaeman Sabanda yang kerap disebut Sultan Subang itu belakangan menjadi sorotan karena performa saham-saham dalam portofolionya. Penurunan harga secara signifikan juga dialami oleh PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA) yang juga berada di bawah kendalinya.

Harga saham ZATA yang sempat mencapai Rp120 pada awal Januari 2023, kini hanya dihargai Rp55 per lembar. Seperti IPPE yang harga sahamnya telah turun 60,41 persen dalam sebulan terakhir, perdagangan saham ZATA juga mengalami suspensi pada 31 Januari 2023 karena penurunan harga signifikan ini.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper