Bisnis.com, JAKARTA – PT Armada Berjaya Trans Tbk. (JAYA) menargetkan pertumbuhan kinerja hingga double digit sampai dengan 2022.
Direktur Utama Armada Berjaya Trans Darmawan Suryadi SM mengatakan untuk tahun ini JAYA menargetkan kenaikan kinerja sampai dengan 15 persen. Menurutnya pemulihan ekonomi akan berperan penting bagi fundamental perseroan.
Menurutnya, mobilitas logistik makin meningkat seiring melandainya pandemi covid-19. Adapun terkait kenaikan suku bunga dan inflasi, lanjutnya, tidak memengaruhi permintaan armada logistik.
“Selain peningkatan permintaan armada angkutan logistik industri. Perubahan gaya hidup, yaitu belanja dari offline to online membuat permintaan sewa armada untuk angkutan logistik e-commerce mengalami peningkatan,” kata Darmawan pada Jumat (19/8/2022).
Darmawan menambahkan JAYA memiliki keunggulan di armada yang usia pakai relatif muda dan tidak terbebani dengan utang. Pasalnya debt equity ratio (DER) perseroan di bawah 10 persen.
Adapun, beberapa emiten tercatat sebagai klien JAYA. Misalnya, PT Prima Globalindo Logistik Tbk, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk, PT Mulia Industry Tbk., PT Mayora indah Tbk., PT Fajar Surya Wisesa Tbk., PT Salim Invomas Tbk., PT Dua Kuda Indonesia (anak usaha perusahaan tbk di China, Zanyu Technology group co ltd ), PT Bentonit Alam Indonesia (additive), PT Pundi Kencana(tepung) dan PT Nusantara Express Kilat (Shoppe).
Baca Juga
Darmawan juga menambahkan, untuk meningkatkan kinerja keuangan perseroan juga melakukan diversifikasi usaha ke sektor properti serta effisiensi biaya berupa pembelian kantor baru sehingga bisa menekan beban dan akan memperbaiki laba perusahaan kedepan.
Melihat peluang yang ada, perusahaan melakukan diversifikasi bisnis dengan merambah ke bidang properti, serta mendirikan dua anak usaha yaitu, PT Aman Bae Sentosa dan PT Aman Bae Perkasa.
“Management memperkirakan pendapatan dan laba bersih meningkat 7-15 persen tahun ini. Optimisme ini tercermin dari meningkatnya permintaan paska dibukanya kembali kegiatan wisata yang berdampak pada membaiknya situasi ekonomi,” kata Darmawan.
Dari sisi keuangan, lanjutnya, dengan debt to equity ratio di bawah 10 persen perseroan sangat siap menghadapi persaingan dengan perusahaan pesaing baik lokal maupun asing. Tidak ada kesulitan untuk penambahan armada truk hanya saja saat ini menurut perhitungan bisnis dari manajamen belum cukup menarik akibat kenaikan harga truk yang tidak seimbang dengan kenaikan tarif.