Bisnis.com, JAKARTA - Emas berpeluang bergerak turun pagi ini (10/8) di tengah outlook menguatnya dolar AS, dibalik masih terjaganya prospek kenaikan suku bunga the Fed.
Mengutip Monex Investindo Futures, emas berpeluang dijual selama bergerak di bawah level resistance di 1800, karena berpotensi bergerak turun menguji level support terdekat di 1787.
Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 1800, emas berpeluang dibeli karena berpotensi naik lebih lanjut menargetkan resistance selanjutnya di 1807.
Adapun, emas akan diperdagangkan dengan level support 1.787, 1.780, 1.770.
Sementara itu, level resistance-nya diproyeksikan 1.800, 1807 hingga 1.817.
Harga emas bergerak di atas level kunci US$1.800 untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (9/8/2022) karena para analis memperkirakan inflasi Juli akan melemah sehingga kenaikan suku bunga Federal Reserve tidak akan seagresif yang diperkirakan sebelumnya dan memberikan tekan terhadap dolar.
Baca Juga
"Harga emas menguat menjelang laporan inflasi penting yang dapat memiringkan skala ekspektasi kenaikan suku bunga Fed," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA, dikutip dari Xinhua.
Menurut Moya, emas mendapat dorongan hari ini dari aliran safe-haven karena saham melemah dan dolar melemah.
Harga emas di pasar spot turun 0,37 persen menjadi US$1.787,69 per ounce. Sementara itu, emas di pasar Comex jatuh terus dalam sebesar 0,44 persen menjadi US$1.804,30 per ounce.
Emas kembali melemah pada jeda siang hari ini. Harga emas Comex turun 0,30 persen atau 5,40 poin menjadi US$1.806,90. Sementara itu, harga spot emas tercatat turun 0,22 persen atau 3,90 poin menjadi US$1.70,39.
Harga emas spot berada di level US$1.792,41 per ounce atau turun 0,10 persen. Sementara itu, harga emas Comex turun lebih dalam sebesar 3,10 poin atau 0,17 persen menjadi 1.809,20 pagi ini waktu Jakarta.