Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham LQ45 Moncer di Paruh Pertama, Bagaimana Prospek Semester II/2022?

Salah satu sentimen yang dapat menekan Indeks LQ45 di semester II/2022 adalah sentimen dari Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, yang secara agresif menaikkan suku bunga.
Ilustrasi pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Saham blue chip atau emiten yang tergabung dalam indeks LQ45 tercatat telah meningkat 4,61 persen secara year-to-date (YTD). Penguatan ini di tengah desarnya sentimen negatif yang beredar di pasar modal. Lalu bagaimana prospeknya pada semester II/2022 ini?

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan, Indeks LQ45 berpeluang tertekan di semester II/2022 ini akibat sentimen negatif di pasar global. Salah satu sentimen tersebut seperti The Federal Reserve yang secara agresif meningkatkan suku bunga.

"Lalu, sentimen negatif juga datang dari ancaman resesi di Amerika Serikat dan Eropa," ujar Andhika, Minggu (3/7/2022).

Dia melanjutkan, sentimen lain yang akan mempengaruhi saham-saham LQ45 adalah masih memanasnnya hubungan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Lebih lanjut, Andhika juga menyebut outflow asing masih akan berlanjut di semester II/2022. Menurutnya, investor asing akan lebih bersikap wait and see di paruh kedua tahun ini.

"Investor asing akan lebih bersikap wait and see, dan lebih memperbanyak cash, karena sentimen negatif di pasar global," tuturnya.

Adapun selama paruh pertama 2022, investor asing masih mencatatkan aksi beli bersih senilai Rp60,15 triliun di seluruh pasar. Akan tetapi, selama satu bulan terakhir, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih di seluruh pasar hingga Rp8,13 triliun. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper