Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Koreksi 4 Persen Lebih Jelang Penutupan, Investor Asing Net Sell Rp2,11 Triliun

IHSG mengalami pelemahan sebesar 4,41 persen sehari setelah perdagangan kembali dibuka usai libur pekan lebaran. Investor asing terpantau mencatatkan aksi jual hingga Rp2,11 triliun dalam sehari perdagangan.
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus merunduk hingga akhir perdagangan setelah dibuka usai libur Lebaran. Pelemahan IHSG tertekan oleh pelemahan saham big caps yang terkena aksi jual dari investor asing.

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (9/5/2022), IHSG terpantau melemah 4,41 persen ke level 6.910 pada pukul 14.26 WIB. Sejak awal tahun, IHSG masih tumbuh 5,02 persen.

Penurunan kali ini menjadi yang pertama kalinya membawa kembali indeks komposit ke level 6.000.

Beberapa saham yang menyeret turun performa IHSG adalah saham-saham berkapitalisasi besar hingga menyentuh auto reject bawah (ARB). Saham BBRI dan BMRI misalnya, sama-sama turun 6,98 persen masing-masing menjadi Rp4.530 dan Rp8.325,

Selanjutnya saham TLKM turun 6,49 persen menjadi Rp4.330 dan saham BBCA turun 6,15 persen menjadi Rp7.650. Saham anyar GOTO juga turun menekan IHSG dengan penurunan 6,62 persen menjadi Rp254.

Investor asing terpantau keluar dari pasar saham Indonesia dengan melakukan aksi jual atau net sell senilai Rp2,11 triliun. Hingga akhir April 2022, investor asing masih mencatatkan beli bersih atau net buy senilai Rp72,16 triliun sejak awal tahun.

Tim Riset Eastspring Investment menjelaskan bahwa pelemahan IHSG pada hari pertama diperdagangkan setelah libur pekan Lebaran mengikuti penurunan indeks saham di AS maupun regional Asia.

“[Indeks saham] cenderung mengalami pelemahan setelah Bank Sentral AS [The Fed] menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuannya bulan Mei,” tulis Tim Riset Eastspring, Senin (9/5/2022).

Tak hanya menaikkan suku bunga, Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) juga mengindikasikan rencana bank sentral mengurangi pembelian obligasi sebesar US$47,5 miliar per bulan mulai 1 Juni 2022.

Lebih lanjut, kenaikan suku bunga di Negeri Paman Sam memang tak seagresif yang diperkirakan konsensus ekonom. Namun, kekhawatiran laju inflasi yang kian tinggi hingga prospek perlambatan ekonomi global membuat selera investasi menjadi hambar.

“Terutama hal ini disertai juga dengan ketidakpastian imbas dari China yang masih menerapkan lockdown untuk menangani kenaikan kasus Covid-19 terutama di Shanghai,” tulis Eastspring.

Eastspring yang merupakan salah satu manajer investasi terbesar di Indonesia dengan dana kelolaan Rp85,15 triliun per 30 Desember 2021 melihat pelemahan IHSG ini tidak akan berlangsung lama.

Kenaikan harga komoditas global seperti batu bara dan minyak kelapa sawit diperkirakan akan menjadi penopang gerak IHSG. Pasalnya, kedua komoditas tersebut merupakan andalan ekspor Indonesia yang seyogiyanya dapat meningkatkan kinerja emiten di sektor tersebut.

“Naiknya harga komoditas akan menjadi angin segar dan diperkirakan akan mendatangkan optimisme aliran dana asing karena sebagian besar indikator makro Indonesia dipengaruhi oleh komponen ini, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca perdagangan bahkan hingga stabilitas rupiah,” tulis Eastspring.

Di sisi lain, beberapa faktor yang dapat membebani gerak IHSG dalam jangka pendek bisa berasal dari ketidakpastian akibat pengetatan moneter di AS dan perkembangan pandemi Covid-19 di dunia.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper