Bisnis.com, JAKARTA – PT Widodo Makmur Perkasa atau WMP menargetkan laba bersih mencapai Rp1 triliun lebih pada 2022, setelah sukses melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO pada akhir 2021.
Direktur Utama Widodo Makmur Perkasa Tumiyana mengatakan pihaknya optimistis dapat melanjutkan performa keuangan yang optimal pada tahun depan. Perusahaan juga telah menetapkan target kinerja untuk tahun 2022.
“Dengan ekspansi yang dilakukan, kami perkirakan bottom line perusahaan pada tahun 2022 di kisaran Rp1,05 triliun. Pada tahun 2022 kami targetkan pendapatan tumbuh 110 persen, sedangkan laba sekitar 95 persen,” ujarnya dalam konferensi pers Penawaran Umum Perdana Saham Widodo Makmur Perkasa, Kamis (28/10/2021).
Tumiyana memaparkan, optimisme perusahaan tersebut seiring dengan sejumlah langkah ekspansi yang telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Salah satu ekspansi tersebut adalah pembangunan pabrik pakan ternak di Ngawi, Jawa Timur yang ditargetkan rampung pada semester I/2022 mendatang.
Selain itu, perusahaan juga tengah merampungkan pembangunan peternakan ayam pedaging (broiler) di Wonogiri, Jawa Tengah dengan kapasitas 2,4 juta ekor ayam. Perusahaan menargetkan proyek ini sudah dapat beroperasi penuh pada paruh pertama tahun 2022.
Kemudian, Induk usaha PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) ini juga meningkatkan kapasitasnya di lini bisnis peternakan sapi. Perluasan kandang sapi di Cianjur, Jawa Barat saat ini tengah berlangsung yang akan memperbesar kapasitasnya dari 172.000 ekor per tahun.
Baca Juga
Selain ekspansi, perusahaan juga fokus untuk terus meningkatkan utilisasi pabrik-pabrik produksi yang dimiliki. WMP menargetkan utilisasi pabrik produksi perusahaan pada tahun depan sudah dapat mencapai 100 persen.
“Sejauh ini utilisasi pabrik produksi kami di sekitar 60 persen, sudah membaik dibandingkan awal tahun di level 43 persen,” imbuhnya.
Sementara itu, penawaran awal (bookbuilding) saham WMP berlangsung pada 27 Oktober - 9 November 2021. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 18 November 2021.
Selanjutnya, penawaran umum akan dilaksanakan pada 22 - 24 November 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 26 November 2021.
WMP akan menggunakan sekitar 11,43 persen dana hasil IPO untuk membiayai pengembangan kerjasama operasi (Joint Operation) export yard, logistik dan rumah potong hewan di Australia. Perseroan juga mengalokasikan sekitar 19,05 persen untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi dan perkebunan jagung di Sumatera, Sulawesi dan Papua.
Selain itu, sekitar 19,05 persen akan dipakai untuk penyertaan modal ke anak perusahaan, sekitar 17,90 persen untuk membayar utang bank, dan sisanya 32,57 persen sebagai modal kerja grup, terutama untuk pembelian bahan baku.
"Harapan kami bahwa dengan terlaksananya proses IPO ini dapat membawa pertumbuhan yang lebih kuat dari seluruh anak usaha atau lini bisnis yang berada di bawah naungan WMP. Pertumbuhan terutama akan didorong dari pengembangan atau ekspansi fasilitas produksi serta perluasan jaringan distribusi produk Grup," jelas Tumiyana.