Bisnis.com, JAKARTA — Kendari kinerjanya cenderung tertekan pada tahun ini, PT Elnusa Tbk. (ELSA) optimistis bisa kembali pulih tahun depan, ditopang oleh sejumlah proyek potensial di masa mendatang.
Direktur Utama Elnusa Ali Mundakir mengatakan kinerja sektor energi dan migas tak terlepas dari sejumlah goncangan tahun ini, mulai dari fluktuasi harga minyak dunia, penurunan konsumsi BBM akibat pandemi, serta fluktuasi nilai tukar.
Meskipun demikian, dia menyebut perseroan masih mampu bertahan di tengah tantangan tahun ini, salah satunya dengan diversifikasi portofolio bisnis yang diterapkan anak usaha PT Pertamina (Persero) ini.
“Komposisi portofolio hulu-hilir yang cukup seimbang 50 persen di hulu, 42 persen di hilir, 8 persen di support ini bisa berubah sangat dinamis, ini terbukti membantu kinerja perusahaan tetap positif di tengah kondisi perusahaan saat ini,” kata Ali dalam paparan publik via virtual, Senin (30/11/2020).
Tercatat, sepanjang tahun berjalan hingga akhir kuartal III/2020, Elnusa mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp5,76 triliun, laba bruto Rp614 miliar, laba operasi Rp376 miliar dan laba bersih Rp187 miliar.
Ali mengaku optimistis kinerja ELSA bakal lebih positif tahun depan, sejalan dengan sejumlah rencana pemerintah yang berpotensi mendatangkan proyek-proyek potensial bagi perseroan.
“Sepanjang konsumsi domestik masih lebih tinggi dari kemampuan produksi nasional maka ini akan terus menjadi peluang bisnis bagi Elnusa, itu sudah kami tangkap peluang-peluang tersebut dalam rencana kerja perusahaan yang sedang kami finalisasi untuk 2021,” ujarnya.
Lebih lanjut, salah satu yang sudah masuk dalam proyeksi adalah proyek eksplorasi seismic survet untuk area kerja Blok Rokan, seiring dengan rencana pengalihan kelola operator Blok Rokan dari Chevron kepada Pertamina pada Agustus 2021.
“Ini menjadi peluang bisnis baru yang cukup besar, baik dari sisi komitmen kerja pasti di bidang eksplorasi sesimik tadi, karena ada kewajiban dalam K3S dalam mengelola satu wilayah kerja yang baru, di antaranya adalah seismic,” ungkap Ali.
Direktur Keuangan ELSA Hery Setiawan menambahkan, tak hanya dari kinerja keuangan, tapi perseroan juga optimistis kinerja saham ELSA di lantai bursa akan segera pulih jelang pergantian tahun.
Menurutnya, berbagai kondisi yang terjadi di tahun ini memberikan dampak yang merata, termasuk ke pasar keuangan dalam negeri, khsusunya pasar modal. Pun, saham ELSA tak menjadi pengecualian.
Tercatat, sepanjang tahun berjalan saham ELSA sempat menyentuh level 124 per saham, dari posisi tertinggi 338 per saham. Adapun, pada perdagangan Senin (30/11/2020) ELSA sempat menyentuh level 324 per saham.
“Seiring membaiknya sentimen global, saham ELSA mulai menunjukkan penguatan berarti di akhir November ini. Ini membawa pengharapan di akhir tahun saham ELSA akan rebound ke level sebelumnya,” pungkas Hery.