Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan bergerak fluktuatif sepanjang sesi perdagangan Rabu (23/9/2020), tertekan prospek resesi ekonomi dan kasus FinCEN Files.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat menguat ke zona hijau pada awal perdagangan. Indeks melesat menuju level resistan 4.946,503.
Kendati demikian, IHSG tersungkur jelang penutupan sesi pertama. IHSG kian tertekan pada sesi kedua.
IHSG terkoreksi 0,33 persen atau 16,14 poin ke level 4.917,96 pada akhir perdagangan Rabu (23/9/2020). Sebanyak 126 saham menguat, 289 terkoreksi, dan 292 stagnan.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan sejumlah faktor menekan IHSG. Salah satunya pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020 yang negatif.
“Adanya laporan intelijen dari FinCEN Files juga turut mempengaruhi perilaku pasar untuk bersikap wait and see,” ujarnya saat dihubungi Rabu (23/9/2020).
Baca Juga
Nafan menyebut IHSG juga tertekan aksi profit taking. Selain itu, pihaknya menilai minim data makro ekonomi domestik yang memberikan pengaruh positif terhadap pasar.
Sampai dengan akhir pekan, Nafan memprediksi IHSG bergerak dengan level supoort 4.865,27 dan 4.778,71. Selanjutnya, resistance berada di kisaran 4.975,54 hingga 5.097,14.
Secara terpisah, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan IHSG bergerak anomali di awal sesi dengan menuju zona hijau. Investor menurutnya berspekulasi setelah Bursa Amerika Serikat menghijau dan beberapa harga komoditas menguat dibandingkan dengan hari sebelumnya yang mengalami pelemahan.
“[Prediksi level support dan resistance sampai akhir pekan] 4.800—4.890,” jelasnya.