Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2019, Kinerja Emiten Semen Masih Lemah

Melemahnya permintaan semen dalam negeri sepanjang kuartal I/2019 dan beban bunga yang dialami beberapa emiten produsen semen membuat laba yang diraih mengalami tekanan.
Pekerja membongkar tumpukan karung Semen Gresik, di sebuah gudang distributor PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (12/12/2018)./Bisnis-Wahyu Darmawan
Pekerja membongkar tumpukan karung Semen Gresik, di sebuah gudang distributor PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (12/12/2018)./Bisnis-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, JAKARTA — Melemahnya permintaan semen dalam negeri sepanjang kuartal I/2019 dan beban bunga yang dialami beberapa emiten produsen semen membuat laba yang diraih mengalami tekanan.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, 2 dari 4 emiten produsen semen mengalami penurunan laba bersih pada periode kuartal I/2019 dan satu emiten produsen semen masih mencatatkan kerugian.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. menjadi satu-satunya emiten produsen semen yang berhasil mencatatkan pertumbuhan laba sepanjang periode tersebut.

General Manager of Corporate Communication Semen Indonesia Sigit Wahono menjelaskan bahwa terkoreksinya laba perseroan disebabkan oleh beban bunga perseroan yang mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Adapun, kenaikan beban biaya bunga tersebut sebesar 210,8% atau sebesar Rp712 miliar dari beban biaya bunga pada periode sebelumnya sebesar Rp229 miliar, yang merupakan dampak dari proses akuisisi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.

Sigit mengatakan bahwa biaya bunga tersebut masih akan terus berlanjut pada periode berikutnya. Namun, perseroan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk dapat menekan beban tersebut.

“Langkah-langkah integrasi pascaakuisisi dan cost transformation di Semen Indonesia Group diharapkan dapat mendongkrak kinerja laba di kuartal berikutnya,” ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (17/5/2019).

 Sementara itu, Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa menjelaskan bahwa capaian perseroan pada periode tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan volume penjualan klinker.

Di samping itu, emiten berkode saham INTP itu terus melakukan efisiensi sehingga kombinasi dari faktor-faktor tersebut menghasilkan laba yang lebih baik.

“Hasil yang lebih baik dari tahun lalu juga disebabkan adanya kenaikan harga rata-rata semen dibandingkan dengan tahun lalu,” ujarnya kepada Bisnis.com, pekan lalu.

Pada periode selanjutnya, Marcos mengharapkan perseroan dapat meraih hasil yang lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

“Kami berharap dengan telah selesainya Pemilu serta curah hujan yang mulai berkurang, volume penjualan dapat mulai terdongkrak,” katanya.

Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan Solusi Bangun Indonesia mengatakan bahwa capaian perseroan pada periode kuartal I/2019 dikontribusikan oleh efisiensi pada biaya procurement, supply chain dan distribusi, serta biaya-biaya umum perseroan, sehingga dapat menekan beban perseroan.

“Meskipun masih mengalami kerugian bersih, kinerja keuangan Solusi Bangun Indonesia mulai membaik dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujarnya kepada Bisnis.com, pekan lalu.

Perbaikan kinerja keuangan emiten berkode saham SMCB tersebut akan terus dilanjutkan pada periode selanjut. Hal tersebut menjadi salah satu fokus utama perseroan setelah melakukan mandatory tender offer (MTO) pascaakuisisi PT Semen Holcim Indonesia Tbk.

“Kami fokus untuk memperbaiki kinerja Solusi Bangun Indonesia,” ujarnya.

Di lain pihak, Sekretaris Perusahaan Semen Baturaja Basthony Santri mengungkapkan bahwa penurunan laba bersih perseroan pada kuartal I/2019 disebabkan oleh meningkatnya biaya bunga Pabarik Baturaja 2.

“MTN baru mulai di Maret tahun lalu,” jelasnya.

Perseroan optimistis dapat meraih kinerja yang lebih baik pada periode selanjutnya. “Sejak Januari hingga April, market share sudah menyentuh angka 68%,” pungkasnya.

Mimi Halimin, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam risetnya menyebutkan bahwa sepanjang dua pekan pertama pada Mei 2019, seluruh saham emiten semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia kompak mengalami pelemahan, hal tersebut disinyalir atas kekecewaan para pelaku pasar.

Terhitung sejak 1 Mei 2019–10 Mei 2019, saham SMGR turun 17,4% selama periode ini, sedangkan saham INTP dan SMCB masing-masing turun 11,6% dan 10,1%. Sementara itu, saham SMBR merosot 26,5%.

“Kami percaya aksi jual dipicu oleh hasil keuangan kuartal I/2019 yang lebih lemah dari perkiraan, terutama untuk SMGR . Kami juga percaya bahwa beberapa sentimen negatif investor ikut berperan,” jelasnya.

Sementara itu, dia memperkirakan volume penjualan semen akan melanjutkan pemelamahannya pada kuartal II/2019. April 2019, konsumsi semen domestik hanya mencapai 4,8 juta ton lebih rendah 10,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pelemahan tersebut disebabkan dengan lebih banyak hari libur selama sebulan, serta pemilihan umum, yang mendorong investor untuk mengambil sikap wait and see.

“Kami memperkirakan harga saham perusahaan semen akan tetap di bawah tekanan. Kami pikir rebound kemungkinan pada semester II/2019, didorong oleh prospek properti yang membaik di tengah kemungkinan beralih ke kebijakan suku bunga yang lebih rendah,” pungkasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper