Bisnis.com, JAKARTA — PT Elnusa Tbk. menyatakan telah meraih beberapa peluang bisnis baru pada awal tahun ini, salah satunya dari eksplorasi migas di Perairan Vietnam.
Direktur Utama Elnusa, Elizar P Hasibuan mengatakan bahwa hal itu sebagai salah satu strategi jitu dalam menghasilkan pertumbuhan kinerja 2019 yang lebih baik. Dia melanjutkan, pengalaman 3 tahun terakhir telah membuktikan bahwa strategi diversifikasi portofolio sangat menopang pertumbuhan kinerja Elnusa. Pada tahun ini strategi itu pun akan diperkuat, dengan berbagai peluang baru yang prospektif.
“Selain memperkuat lini bisnis yang ada saat ini, Elnusa mulai menjajaki berbagai peluang baru dari berbagai segmen bisnis ke depannya,” katanya melalui keterangan resmi, dikutip Kamis (2/5/2019).
Pada jasa hulu migas beberapa peluang yang dijajaki antara lain pengembangan pasar baru di luar negeri, peluang signature bonus eksplorasi & multiclient seismic, serta bisnis operation & maintenance refinery.
Pada jasa distribusi dan logistik energi, Elnusa memulai bisnis infrastruktur dengan revitalisasi maupun pembangunan terminal BBM, serta menggenjot bisnischemical untuk enhanced oil recovery. Selain itu, bisnis pendukung dengan memanfaatkan Internet of Things juga mulai dikembangkan.
Selain itu juga aktivitas survei seismik laut dengan nodal di beberapa blok migas, pelaksanaan beberapa proyek turn around refinary dan kerja sama bisnis digital dengan pihak lain.
“Kami meyakini bahwa tren bisnis distribusi dan logistik energi akan semakin menggeliat dan jasa hulu migas semakin membaik ke depannya. Peningkatan jasa berbasis non-aset dan aktivitas survei seismik laut mulai lebih bergairah dibandingkan tahun sebelumnya. Pengembangan pasar baru luar negeri untuk aktivitas eksplorasi pun mulai tumbuh," imbuhnya.
Hingga akhir kuartal I/2019, ELSA mencatatkan pendapatan usaha Rp1,9 triliun, atau meningkat 31% bila dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp1,6 triliun. Peningkatan ini juga terjadi pada laba bersih sebesar 7%, dari Rp71 miliar menjadi Rp76 miliar pada Kuartal I/2019.
Perusahaan penyedia jasa energi juga menetapkan 25% laba bersih sebagai dividen pada pertengahan April 2019 lalu.