Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis : Rupiah Masih akan Tetap Tertekan

Analis Menilai Rupiah Masih Tetap Tertekan
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Bisnis.com, JAKARTA -- Chief Market Strategist Forex Time (FXTM) Hussein Sayed menuturkan bahwa mata uang rupiah akan tetap mengalami tekanan seiring dengan krisis Turki yang berisiko pada ekonomi global.
 
"Rupiah merosot karena krisis Turki berisiko meluas. Sepertinya akan tetap tertekan karena selera risiko investor yang rendah dan dolar yang menguat secara umum," tuturnya dalam keterangan rilis yang diterima Bisnis, Selasa (14/8/2018). 
 
Rupiah telah merosot ke level yang tidak pernah tersentuh sejak Oktober 2015 di atas Rp14.600 per dolar AS. 
 
Kendati demikian, mata uang garuda tercatat mampu bergerak menguat 24 poin atau 0,16% di level Rp14.584 per dolar AS seiring dengan pergerakan IHSG pada penutupan perdagangan Selasa (14/8/2018). 
 
Sayed menjelaskan bahwa rupiah menghadapi tekanan jual yang tinggi karena krisis ekonomi di Turki mengganggu sentimen global dan menciptakan kondisi risk-off. 
 
Karena itu, Bank Indonesia mungkin mempertimbangkan untuk meningkatkan suku bunga guna mendukung rupiah.
 
"Dari aspek teknis, USDIDR mempunyai ruang untuk menyerang Rp14.700 di jangka pendek karena situasi risk-off yang dipicu krisis Turki mengurangi minat terhadap aset pasar berkembang," ujarnya. 
 
Krisis Turki Meluas
 
Lira Turki terus melemah di awal Senin, (13/8/2018) mencapai rekor terendah baru yaitu 7,21 per Dolar sebelum sedikit pulih pada sesi perdagangan Asia. 
 
Komentar dari Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Menteri Keuangan Berat Albayrak di akhir pekan bahwa pemerintah akan mengumumkan rencana hari ini untuk menenangkan pasar tidak berhasil membangkitkan kepercayaan.  
 
Inflasi diprediksi akan berada di atas 20%, defisit transaksi berjalan terus melebar, dan imbal hasil obligasi mencapai rekor tertinggi, serta ketegangan politik dengan AS semakin memburuk sehingga pemerintah Turki tidak memiliki banyak pilihan untuk menghentikan Lira yang terus terperosok.
 
"Investor harus melihat tindakan ekonomi yang serius, bukan bersifat politis, agar situasi tidak menjadi sepenuhnya di luar kendali," ungkap Sayed.
 
Langkah ini termasuk kenaikan darurat suku bunga oleh bank sentral, menerapkan kontrol modal, reformasi fiskal, meminta paket penyelamatan dari IMF atau pemberi pinjaman lain, dan mengakhiri ketegangan diplomatis dengan Donald Trump. Apabila langkah-langkah ini tidak diambil, investor akan terus menjual aset Turki.
 
Sentimen risk-off menyebar ke berbagai pasar lain. Rand Afrika Selatan merosot lebih dari 10% di awal hari Senin, mencapai level terendah dua tahun yaitu 15.32 per Dolar.  Peso Argentina dan Rubel Rusia termasuk mata uang pasar berkembang yang merosot paling drastis. 
 
Euro tergelincir ke bawah 1.14 terhadap Dolar di saat investor mencoba untuk menimbang kekacauan yang dapat diakibatkan Turki terhadap perbankan Eropa. Bank Spanyol, Prancis, dan Italia memiliki eksposur besar terhadap utang Turki.
 
Pasar saham Asia juga terhantam. Indeks Nikkei, KOSPI, Shanghai, dan Hong Kong merosot lebih dari 1.6%.  Investor mungkin akan melihat reaksi yang sama saat pasar Eropa dibuka hari ini, dan bank akan terpukul paling parah.
 
Dolar diuntungkan oleh gejolak pasar berkembang sehingga mencapai level tertinggi satu tahun yaitu 96.50. 
 
Hal yang juga mendukung Dolar adalah data ekonomi yang menunjukkan bahwa IHK inti mencatat pertumbuhan terbesar dalam satu dekade, meningkat 2,4% dibandingkan tahun lalu. 
 
Federal Reserve mungkin tak punya pilihan selain terus memperketat kebijakan dengan dua kenaikan suku bunga lagi tahun ini yang menyebabkan divergensi kebijakan moneter yang lebih lebar. 
 
Dolar yang menguat menyebabkan posisi AS lebih lemah di perang dagang dan investor bertanya-tanya apakah Trump akan kembali berupaya untuk memperlemah dolar.
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper