Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Tekanan Jual, Emas Melemah ke Level Terendah 6 Pekan

Harga emas mencapai level terendah dalam 6 pekan karena dolar AS menguat sementara ketegangan di semenanjung Korea telah mereda.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mencapai level terendah dalam 6 pekan karena dolar AS menguat sementara ketegangan di semenanjung Korea telah mereda.

Pada penutupan perdagangan Senin (30/4), harga emas spot ditutup melemah di level US$1.315,39 per troy ounce. Adapun, emas Comex kontrak teraktif Juni 2018 ditutup turun di level US$1.319,20 per troy ounce.

Pada perdagangan Selasa (1/5), harga bullion melanjutkan pelemahan. Terpantau, pada pagi, harga emas Comex turun 5,60 poin atau 0,42% menuju US$1.313,60 per troy ounce.

Pada waktu yang sama, emas spot melemah 2,48 poin atau 0,19% menjadi US$1.312,91 per troy ounce. Angka tersebut merupakan level terendah sejak 21 Maret 2018.

“Emas berada di bawah tekanan jual karena dolar AS menguat dan risiko geopolitik mereda,” kata Bark Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (1/5/2018).

Melek menjelaskan, harga emas telah jatuh seiring dengan menguatnya dolar AS dan meredanya ketegangan di semenanjung Korea yang telah membantu meningkatkan permintaan pada aset berisiko seperti saham. Sementara hal ini berdampak negatif bagi aset aman (safe haven) seperti emas.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sekeranjang mata uang dunia telah berhasil melaju ke level tertingginya dalam lebih dari 3,5 bulan. Hari ini (1/5), dolar AS bergerak di kisaran 91,799-91,869. Secara year-to-date (ytd), pelemahan dolar semakin turun, yakni melemah 0,28%.

“Emas diperdagangkan di dekat level support. Kami melihat 2 level support penting di US$1.307 per troy ounce, diikuti oleh US$1.300 per troy ounce,” ujar Naeem Aslam, kepala analis pasar di Think Markets.

“Terobosan level ini akan membawa lebih banyak tekanan jual,” lanjutnya.

Adapun, Commerzbank dalam sebuah catatan memaparkan bahwa tanda—tanda relaksasi dalam konflik Korea telah berkontribusi pada berkurangnya permintaan emas sebagai aset safe haven.

Seperti diketahui, pada Jumat (27/4), Presiden Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In telah menyatakan akan mengambil langkah untuk secara formal mengakhiri perang Korea 1950—1953 dengan genjatan senjata dan bergerak menuju denuklirisasi dari semenanjung Korea.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper