Bisnis.com, JAKARTA - Obligasi yang diluncurkan PT Indika Energy Tbk. (INDY) mengalami oversubscribed 6 kali lipat. Obligasi senilai US$575 juta itu memiliki kupon 5,875% dan imbal balik penawaran kembali (reoffer yoeld) sebesar 6,125%.
Dalam keterangan resminya, perseroan mengungkapkan obligasi tersebut akan digunakan sebagai salah satu sumber pendanaan pembelian tambahan 45% saham PT Kideco Jaya Agung.
Obligasi dengan tenor 7 tahun tersebut juga tercatat sebagai obligasi dengan rekor kupon terendah dalam sejarah obligasi yang pernah diterbitkan oleh perusahaan pertambangan di Indonesia dan juga dibandingkan obligasi imbal balik tinggi (high yield bonds) bertenor 7 tahun di Asia.
Perseroan mengungkapkan penawaran obligasi tersebut disambut sangat baik oleh pasar global yang terbukti dengan tingginya permintaan dari beragam investor. Total permintaan yang terakumulasi dalam orderbook pada saat penetapan harga (pricing) berasal dari sekitar 250 rekening dengan nilai mencapai lebih dari US$3,5 miliar atau 6,1 kali lipat.
Berdasarkan alokasi akhir, Obligasi 2024 ini dilepas sejumlah 50% untuk pasar Asia, 29% untuk Amerika Serikat, dan 21% untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Berdasarkan tipe investor, manajer investasi menyerap sebesar 92%, bank atau private bank 7%, dan dana pensiun atau asuransi mengambil alokasi 1%.
Direktur Utama dan CEO PT Indika Energy Tbk. Arsjad Rasjid mengatakan tingginya permintaan atas obligasi Indika Energy adalah bukti kepercayaan dan dukungan komunitas investor global atas strategi bisnis kami yaitu pembelian tambahan 45% saham Kideco yang akan meningkatkan porsi kepemilikan Indika Energy menjadi 91%.
Sambutan pasar menegaskan kepercayaan investor global terhadap langkah strategis Indika Energy di tengah perbaikan industri batubara. Dia menambahkan transaksi pembelian saham Kideco diharapkan selesai pada akhir November 2017 dengan pemenuhan syarat dan kondisi serta diperolehnya persetujuan dari pemerintah.
“Transaksi ini menempatkan Indika Energy dalam posisi yang lebih baik lagi untuk merealisasikan visi menjadi perusahaan Indonesia yang berkomitmen memenuhi kebutuhan-kebutuhan prioritas nasional, di mana saat ini sektor energi tetap menjadi prioritas utama,” katanya dalam keterangan resminya, Jumat (3/11/2017).
Adapun, transaksi ini merupakan penerbitan obligasi kedua kalinya yang dilakukan oleh Indika Energy pada 2017. Pada April lalu, Indika Energy menerbitkan obligasi bertenor 5 tahun (Obligasi 2022) dengan nilai pokok US$265 juta dan kupon 6,875%.
Dengan kata lain, Obligasi 2024 memiliki kupon lebih rendah 1% jika dibandingkan Obligasi 2022. Tidak hanya itu, dengan nilai pokok US$575 juta, Obligasi 2024 juga menjadi salah satu obligasi terbesar yang diterbitkan perusahaan swasta di Indonesia sejak tahun 2010.
Moody’s saat ini memberi peringkat B2 pada Obligasi 2024 dan sedang mengkaji untuk potensi kenaikan peringkat menjadi Ba3 pasca penutupan transaksi pembelian saham Kideco. Sejalan dengan itu, Fitch Ratings memberi peringkat B- dengan potensi kenaikan peringkat menjadi B+.