Bisnis.com, MANILA - Mata uang negara-negara di Asia Pasik mengalami pergerakan yang cenderung negatif pada perdagangan Selasa (2/2/2016). Data Bloomberg menunjukkan sepuluh mata uang mencatatkan nilai merah, sedangkan tiga lainnya berhasil menghijau.
Hingga pukul 16.00 WIB, ringgit Malaysia memimpin pelemahan di antara mata uang lainnya dengan mencatatkan penurunan sebesar 1,13% atau 0,0479 poin menjadi 4,2085 ringgit Malaysia per dolar AS. Di peringkat kedua, won Korea merosot 0,58% atau 6,98 poin menjadi 1.20,32 won Korea per dolar AS.
Adapun rupiah mencatatkan pelemahan sebesar 0,43% atau 59 poin menjadi Rp13.691 per dolar AS saat penutupan. Sedangkan mata uang yang menguat adalah dolar Australia, dolar New Zealnd, dan yen Jepang, yang masing-masing terapresiasi 1,01%, 1,05% dan 0,28%.
Rafael Palma Gil, Trader Rizal Commercial Banking Corp. di Manila mengatakan, kondisi pasar yang volatil memicu pelemahan mata uang. Walaupun beberapa bank sentral, seperti Jepang dan Eropa bersikap lebih akomodatif, pasar masih dibayangi kekhawatiran atas perlamabatan ekonomi global, terutama China.
Mata Uang di Kawasan Asia Pasifik Cenderung Melemah
Mata uang negara-negara di Asia Pasik mengalami pergerakan yang cenderung negatif pada perdagangan Selasa (2/2). Data Bloomberg menunjukkan sepuluh mata uang mencatatkan nilai merah, sedangkan tiga lainnya berhasil menghijau.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
4 menit yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
34 menit yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 menit yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
13 menit yang lalu
Era Suku Bunga Tinggi, BEI Ramal Asing Lanjutkan Net Buy di 2025
21 menit yang lalu
Waskita Beton (WSBP) Targetkan Sisa Konversi Utang Vendor Rampung 2025
34 menit yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
52 menit yang lalu