Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Backdoor Listing: Ini Alasan PT Indo Wana Bara "Gunakan" PT Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP)

Aksi backdoor listing PT Indo Wana Bara Mining Coal melalui PT Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP) dimaksudkan agar publik turut mengawasi dan mengontrol kegiatan perusahaan itu yang menggarap sumber daya alam, dalam hal ini batu bara.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Aksi backdoor listing PT Indo Wana Bara Mining Coal melalui PT Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP) dimaksudkan agar publik turut mengawasi dan mengontrol kegiatan perusahaan itu yang menggarap sumber daya alam, dalam hal ini batu bara.

Hal itu diungkapkan oleh Chairman Indo Wana Rennier A.R. Latief pada public expose insidentil, Kamis (3/7/2014). Rennier juga telah diangkat menjadi Komisaris Utama Sekawan Intipratama pada RUPS Luar Biasa pada 30 Juni 2014.

“Dalam hal ini jelas bahwa untuk transparansi, perusahaan yang sifatnya resources based perlu kontrol yang cukup ketat, terutama dalam hal memanfaatkan alam, berkaitan dengan pengawasan lingkungan,” ujarnya dalam public expose insidentil di Gedung BEI, Kamis (3/7/2014).

Seperti diketahui, sebelumnya Indo Wana juga berniat backdoor listing masuk bursa melalui PT Perdana Karya Perkasa Tbk. (PKPK), namun rencana itu tidak disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Akhirnya, Indo Wana bergabung dengan Sekawan Intipratama.

“Kenapa kesannya kok ngotot [mau masuk bursa]? Perusahaan batu bara atau apapun yang resources based, harus wise melakukannya dan akan menjadi lebih baik kalau dikontrol banyak orang. Dengan menjadi perusahaan publik, kontrol ke publik akan lebih ketat,” ujarnya.

Di sisi lain, Rennier mengatakan dengan menjadi perusahan publik, dalam pelaksanaannya perseroan juga harus mengikuti aturan demi aturan yang sangat ketat, terutama terkait penyajian informasi yang harus sangat lengkap.

“Ini juga dikontrol dengan pihak-pihak ketiga yang tentunya punya otorisasi, yang semakin lama semakin ketat,” ujarnya.

Untuk diketahui, RUPS Luar Biasa PT Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP) yang diselenggarakan pada 30 Juni 2014 telah menyetujui transaksi dalam rangka penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas atau rights issue untuk mengakuisisi RITS Ventures Limited.

Sekawan Intipratama menerbitkan 23,4 miliar saham baru dengan harga Rp200 per saham, sehingga jumlah dana hasil rights issue yang akan diterima mencapai Rp4,68 triliun.

PT Danareksa Sekuritas sudah menyatakan kesanggupannya selaku pembeli siaga (stand by buyer) untuk aksi korporasi ini sampai dengan 23,4 miliar saham.

Dari Rp4,68 triliun dana hasil rights issue itu, sebanyak Rp4,67 triliun atau 99,84% akan digunakan untuk melunasi akuisisi RITS Ventures Limited.

Sekawan Intipratama sebelumnya telah membayarkan uang muka dalam rangka pembelian saham RITS Ventures Limited sebesar Rp92,5 miliar, yang dananya berasal dari hasil divestasi anak usaha, yaitu PT Zensei Indonesia.

Untuk diketahui, 100% saham RITS Ventures Limited dimiliki oleh Ridgetop Holding Ventures Limited, sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di British Virgin Island.

RITS Ventures Limited memiliki 77,78% saham di Reach Point Offshore Ltd. Reach Point Offshore Ltd memiliki 100% saham di Golden View Offshore Inc.

Selanjutnya, Golden View memiliki 95% saham di PT Wana Bara Prima Coal, dan PT Wana Bara memiliki 90% saham di PT Indo Wana Bara Mining Coal.

PT Indo Wana punya IUP Operasi Produksi seluas 5.000 hektare (ha) di Kutai Barat, Kalimantan Timur, dan direncanakan beroperasi komersial mulai Agustus 2014.

PT Indo Wana memiliki cadangan batu bara yang dapat ditambang sebesar 288,15 juta ton berdasarkan evaluasi laporan cadangan batu bara yang dilakukan oleh Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI-ITB) tertanggal 25 September 2013.

Back Door Listing (BDL) adalah akuisisi perusahaan non Tbk terhadap perusahaan Tbk.

Perusahaan yang melakukan BDL bertujuan melakukan penghematan baik aspek biaya dan aspek waktu untuk menjadi Perusahaan Tercatat (Listed Company).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper