JAKARTA: Gejolak politik di zona euro yang membebani upaya keluar dari krisis utang dan kondisi ekonomi domestik masih akan membayangi pergerakan nilai tukar rupiah dalam waktu yang cukup lama.
Ekonom Kepala PT Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan gejolak politik di Yunani dikhawatirkan akan membawa dampak ke ekonomi global yang semakin memburuk. Hal ini mendorong anjloknya nilai euro dan menguatkan dolar terhadap sejumlah mata uang lainnya.
“Secara langsung ada dampak ekonomi global terhadap rupiah namun tidak besar. Karena penguatan dolar mendorong masyarakat menahan dolar-nya dan menekan rupiah,” katanya hari ini, Kamis 17 Mei 2012.
Menurut Destry kondisi ekonomi domestik menjadi faktor utama yang membebani rupiah. Polemik harga minyak domestik masih membawa dampak berkepanjangan terhadap ekonomi Tanah Air dan menimbulkan spekulasi oleh masyarakat untuk menahan dolar.
Terkait sentiment negatif yang muncul tersebut, dia menilai pemerintah dan Bank Indonesia (BI) memiliki peranan penting untuk membangun kepercayaan investor. Oleh karena itu, dia berharap meski tren rupiah melemah namun tingkat volatilitasnya tetao terjaga dikisaran ideal antara Rp9.100 hingga Rp9.300 terhadap dolar AS.
“BI harus melakukan intervensi untuk menstabilkan mata uang dan juga harus ada aksi pemerintah untuk meyakinkan investor,” jelasnya.
Berdasar data Bloomberg, rupiah pada penutupan 16 Mei 2012 turun 4 poin atau 0,04% ke Rp9.244 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp9.240. Kurs rupiah sempat diperdagangkan pada Rp9.244—Rp9.398 sepanjang Rabu.
Nilai tukar rupiah turun hampir 2% sepanjang 2012, awal tahun terburuk sejak 2005. Ini adalah penampilan terburuk setelah yen di antara 11 mata uang Asia lainnya. Kurs tengah BI menunjukkan rupiah melemah ke Rp9.325 dari hari sebelumnya dilevel Rp9.320.
Sementara itu analis Realtime Futures Wahyu Laksono mengatakan pelemahan rupiah masih akan berlanjut. “Pelemahan masih akan terjadi secara bertahap namun masih dalam kisaran yang wajar hingga kondisi global mulai stabil,” katanya.
Di sisi lain, pada perdagangan Kamis, mata uang Asia rebound dari level terlemah dalam lebih dari 4 bulan setelah pembuat kebijakan di seluruh wilayah mengisyaratkan akan bertindak untuk membendung pelemahan.
Indeks Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar naik 0,1% setelah menyentuh level terendah sejak 9 Januari kemarin karena saham regional naik.(sut)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News dan WA Channel