Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah, Rupiah Makin Menguat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke posisi Rp16.184,5 pada perdagangan hari ini, Senin (26/5/2025).
Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat ke posisi Rp16.184,5 pada perdagangan hari ini, Senin (26/5/2025). Di sisi lain, greenback terpantau melemah cukup dalam. 

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka menguat sebesar 33 poin atau 0,20%% menuju level Rp16.184,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,29% ke 100,14.

Sementara itu, mata uang di Asia mayoritas dibuka menguat. Won Korea menguat 0,22% bersama yen Jepang sebesar 0,13%. Sementara itu, ringgit Malaysia dan rupee India dibuka naik dengan persentase masing-masing 0,69% dan 0,92%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini akan bergerak fluktuatif. Namun, rupiah berpotensi ditutup menguat di kisaran Rp16.140–Rp16.220 per dolar AS.

Dia mengatakan bahwa sepanjang pekan lalu, sentimen global yang memengaruhi pergerakan rupiah datang dari DPR AS yang meloloskan RUU pemotongan pajak Presiden Donald Trump secara tipis pada hari Kamis (22/5). 

"Dijuluki ‘One Big Beautiful Bill’, undang-undang itu mencakup pemotongan pajak substansial, peningkatan pendanaan militer dan penegakan hukum perbatasan, serta pengurangan signifikan terhadap insentif energi hijau dan program sosial,” ucapnya.

Menurut Congressional Budget Office, RUU tersebut diproyeksikan akan menambah sekitar US$3,8 triliun pada utang nasional selama dekade berikutnya. Hal ini menyusul penurunan peringkat kredit negara bagian AS dari Aaa menjadi Aa1 oleh Moody's baru-baru ini, dengan alasan meningkatnya tingkat utang.

Dari dalam negeri, lanjut Ibrahim, Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2025 tetap tumbuh. Pertumbuhan M2 pada April 2025 sebesar 5,2% secara tahunan, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,1% yoy sehingga tercatat Rp9.390,0 triliun.

Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,0% YoY dan uang kuasi sebesar 2,4% YoY.

Sementara itu, perkembangan M2 pada April 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper