Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perunggasan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) mencatat lonjakan laba bersih hingga ratusan persen sepanjang 2024. Seiring dengan moncernya kinerja keuangan, saham JPFA pun diproyeksikan kian mentereng.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk JPFA meroket 224,71% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp3,01 triliun pada 2024, dari tahun sebelumnya Rp929,71 miliar.
Kinerja moncer laba JPFA didorong oleh kenaikan penjualan neto sebesar 9,03% yoy menjadi Rp55,80 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp51,17 triliun.
Dilihat dari kontributor pendapatan JPFA, peternakan komersial masih menjadi tulang punggung perseroan. Pendapatan dari peternakan komersial mengalami kenaikan 8,13% yoy menjadi Rp23,03 triliun pada 2024 dari tahun sebelumnya Rp21,30 triliun.
Namun, pendapatan dari pembibitan unggas yang mengalami pertumbuhan paling tinggi di sepanjang 2024 sebesar 35,84% yoy menjadi Rp3,27 triliun dari sebelumnya Rp2,41 triliun.
Selanjutnya pendapatan pakan ternak meningkat 6,20% yoy menjadi Rp14,67 triliun dari sebelumnya Rp13,81 triliun. Pendapatan dari pengolahan hasil peternakan naik 11,82% yoy menjadi Rp8,89 triliun, diikuti dengan perdagangan dan lain-lain naik 4,90% yoy menjadi Rp2,09 triliun.
Baca Juga
Berikutnya pendapatan budidaya perairan naik 4,25% yoy menjadi Rp4,77 triliun dari sebelumnya Rp4,57 triliun.
Dari total penjualan, fokus pasar JPFA masih berada di Indonesia dengan kontribusi sebesar 98,27% terhadap penjualan neto atau senilai Rp55,80 triliun. Sedangkan sisanya 1,72% atau sebesar Rp962,51 miliar merupakan penjualan ekspor.
Seiring dengan kinerja profitabilitas yang moncer, harga saham JPFA pun berada di zona hijau. Harga saham JPFA menguat 4,12% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025 sampai ditutup pada perdagangan hari ini, Selasa (4/3/2025) di level Rp2.020 per lembar.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai kinerja mengesankan Japfa dipengaruhi penjualan yang kuat. "Permintaan poultry juga masih stabil," katanya kepada Bisnis pada Selasa (4/3/2025).
Ia mengatakan saat ini kinerja saham JPFA pun berada dalam tren penguatan. Terdapat pula prospek penguatan yang berlanjut didorong sejumlah faktor. "Market mengalami euforia dan [saham JPFA] masih bisa tren," ujar Nafan.
Secara fundamental, saham JPFA juga didorong oleh permintaan produk unggas yang akan meningkat di momen ramadan serta lebaran 2025. Selain itu, kinerja saham JPFA menurutnya masih bisa terdorong seiring dengan momentum berjalannya program pemerintah yakni makan bergizi gratis sejak Januari 2025.
Ia merekomendasikan add untuk JPFA dengan target harga di level Rp2.370 per lembar.
Sementara, Analis Panin Sekuritas, Sarkia Adelia mengatakan kinerja profitabilitas JPFA didukung pertumbuhan positif pada seluruh segmen bisnis perseroan. "Hal tersebut menunjukan bahwa harga broiler dan DoC [day old chick] lebih stabil dan tidak sefluktuatif tahun 2023," kata Sarkia dalam risetnya pada Senin (3/3/2025).
Panin Sekuritas memperkirakan kinerja positif JPFA akan berlanjut pada kuartal I/2025 hingga keseluruhan 2025. Kinerja bisnis JPFA diproyeksikan terdorong oleh permintaan seasonal ramadan yang meningkatkan permintaan ayam. Ada juga dorongan dari penerapan program makan bergizi gratis.
Sarkia merekomendasikan buy saham JPFA dengan target harga Rp2.400 per lembar.
Strategi JPFA
JPFA sendiri tengah ancang-ancang strategi guna mempertahankan kinerja bisnis pada 2025. Strategi juga dijalankan seiring dengan adanya dorongan momentum ramadan dan lebaran, serta program makan bergizi gratis pemerintahan Prabowo-Gibran.
Sebagai upaya mendongkrak penjualan, terbaru JPFA menggaet emiten maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) untuk mengenalkan produk premiumnya.
Dalam kerja sama keduanya, JPFA akan menyediakan produk premium ayam probiotik yakni Olegud. Kemudian, GIAA menjadikan Olegud sebagai bahan untuk flight meal kepada penumpangnya.
Kerja sama kedua emiten tersebut akan dijalankan untuk rute penerbangan Jakarta-Singapura. Kerja sama berlaku mulai 25 Februari 2025 hingga Agustus 2025.
Direktur Corporate Affairs Japfa Rachmat Indrajaya mengatakan kolaborasi dengan GIAA merupakan bagian dari langkah strategis perseroan. "Ini merupakan langkah strategis kami perkenalkan produk kami ayam probiotik kepada pengguna jasa Garuda Indonesia," ujarnya pada pekan lalu (19/2/2025) di Jakarta.
Adapun, penjualan produk premium seperti Olegud sendiri tengah gencar didongkrak oleh JPFA. Saat ini, Olegud telah tersedia di ragam supermarket premium di Jakarta hingga Surabaya.
Produk tersebut juga telah diekspor salah satunya ke Singapura. "Produk kami tersertifikasi memenuhi standar kesehatan di Singapura," tutur Rachmat.
Untuk program makan bergizi gratis, Head of Business Development & Strategy Japfa Gabriella Santosa juga mengatakan Japfa terus membuka peluang kerja sama serta keterlibatan. Kemudian, seiring dengan keterlibatan tersebut, menurutnya kinerja bisnis pun bisa terdongkrak.
"Akan otomatis alami terjadi [peningkatan kinerja bisnis] ketika program makan bergizi gratis bisa meningkatkan konsumsi. Pasti ada peningkatan kinerja," ujarnya Gabriella pada beberapa waktu lalu.
Tahun lalu, JPFA telah berupaya memperkuat segmen hilirnya yaitu melakukan ekspansi dan pengembangan pasar, khususnya pada daerah-daerah yang masih memiliki potensi pasar yang besar.
Selain itu, perseroan memperluas distribusi penjualan produk dengan melakukan penetrasi ke pasar tradisional. Hal ini sejalan dengan sinergi yang dilakukan dengan menggabungkan distribusi produk-produk olahan. JPFA juga akan melakukan berbagai program promosi untuk menjaga loyalitas konsumen.
___________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.