Bisnis.com, JAKARTA — PT Petrosea Tbk. (PTRO) angkat bicara soal kemungkinan kolaborasi bersama dengan perusahaan milik Happy Hapsoro, PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU).
Kemungkinan kolaborasi itu muncul seiring dengan afiliasi pengendali akhir dua perusahaan itu, Prajogo Pangestu & Happy Hapsoro di PTRO.
Seperti diketahui, Prajogo Pangestu mengendalikan PTRO lewat kepemilikan mayoritas 41,52% PT Kreasi Jasa Persada, anak usaha PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).
Sementara itu Happy Hapsoro, pemilik manfaat atau beneficial owner RATU & PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), turut memiliki saham 34,17% di PTRO lewat kendaraan PT Caraka Reksa Optima.
Pada perusahaan yang disebut terakhir, Happy Hapsoro mengimpit saham 27% lewat PT Sentosa Bersama Mitra.
“Sampai dengan hari ini, perseroan belum memiliki rencana dan membahas hal tersebut dengan RATU,” kata Sekretaris Perusahaan PTRO Anto Broto lewat keterbukaan informasi, Senin (13/1/2025).
Baca Juga
Anto mengatakan anak usaha CUAN, PT Kreasi Jasa Persada masih bertindak sebagai pemegang saham mayoritas dan pengendali PTRO.
“Seluruh kebijakan dan arah strategis perseroan tunduk terhadap peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, RATU tengah menjajaki kemungkinan akuisisi hak partisipasi atau participating interest (PI) blok migas selepas sukses go public di lantai bursa pekan lalu.
RATU disebutkan tengah menjajaki peluang peningkatan porsi hak partisipasi di Blok Cepu dan kesempatan investasi baru di Blok Kasuri, Papua Barat.
“Kita melihat beberapa aset, tidak hanya yang anda sebutkan tadi [Blok Kasuri & Blok Cepu], juga beberapa aset lain yang kita yakini bisa memberi dampak pertumbuhan yang aman bagi perusahaan,” kata Direktur RAJA Sumantri Suwarno saat dikonfirmasi.
Ihwal rencana akuisisi itu, PTRO diproyeksikan memiliki kapabilitas untuk mengurusi pekerjaan kontraktor migas RATU.
Apalagi tahun lalu, PTRO mendapat kontrak jumbo dari BP Berau Ltd. senilai Rp4,6 triliun untuk pengerjaan onshore early works engineering, procurement, & construction (EPC) proyek Ubadari, Tangguh EGR/CCUS dan Tangguh Onshore Compression (UCC) Project.
Di sisi lain, Prajogo Pangestu sempat dirumorkan menjadi anchor buyer untuk IPO RATU saat perusahaan itu berencana melantai di bursa akhir tahun lalu. Hanya saja belum ada keterangan resmi dari perseroan ihwal rumor keterlibatan Prajogo Pangestu tersebut.
Adapun, RATU mematok harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) senilai Rp1.150 per lembar atau batas atas dari harga bookbuilding.
Dalam prospektus final yang dipublikasikan Kamis (2/1/2025), Raharja Energi Cepu menyampaikan perseroan menawarkan 543,01 juta saham dalam IPO.
Jumlah itu mencakup 190,05 juta saham baru dan 352,95 juta saham yang dijual oleh RAJA. Total saham IPO Raharja Energi Cepu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
Nilai IPO tersebut terdiri atas Rp218,56 miliar hasil penerbitan saham baru dan Rp405,9 miliar masuk kocek RAJA sebagai hasil dari divestasi saham RATU.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.