Bisnis.com, JAKARTA – Direktur PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), Herwin Wahyu Hidayat tercatat memborong 2,32 juta saham BRMS dengan total nilai mencapai sekitar Rp997,68 juta.
Melansir keterbukaan informasi, Herwin Wahyu Hidayat yang menjabat Direktur BRMS memborong saham biasa perseroan dengan 1 kali transaksi pada 8 Januari 2025.
“Tujuan dari transaksi untuk investasi pribadi berupa kepemilikan secara langsung,” tulis surat yang ditandatangani oleh Herwin pada Jumat (10/1/2025).
Secara terperinci, pria yang juga menjabat sebagai Chief Investor Relations Officer BRMS tersebut, membeli saham BRMS di level harga Rp430 per lembar. Dengan demikian, Herwin sedikitnya merogoh kocek Rp997,68 juta.
Transaksi itu membuat Herwin kini mengempit 2.320.200 saham BRMS atau sebesar 0,0016%. Jumlah tersebut bertambah dari porsi sebelum transaksi sebesar 0 (nihil) saham atau setara dengan 0%.
Di lantai Bursa, saham BRMS ditutup melemah 0,93% atau 4 poin ke level Rp424 per lembar pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Senin (13/1/2025). Banderol tersebut juga mencerminkan kenaikan 21,84% sepanjang tahun berjalan 2025.
Baca Juga
Pada pemberitaan Bisnis sebelumya, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) memastikan cadangan mineral dengan kandungan emas yang tinggi dari prospek tambang bawah tanahnya di Palu berdasarkan standar Joint Ore Reserves Committee atau JORC.
Cadangan mineral, menurut laporan AMC Consultant dari Perth, Australia, menunjukkan rata-rata kadar emas sebesar 3,2 g/t dengan total kandungan emas sebesar 3,54 juta oz.
Mayoritas (85%) dari kandungan emas itu berasal dari prospek penambangan bawah tanah dengan kadar emas sebesar 4,9 g/t di lokasi tambang River Reef, Pobaya, Palu.
Direktur Utama & CEO BRMS Agus Projosasmito mengatakan kandungan emas yang lebih tinggi dari cadangan mineral bawah tanah itu memberikan indikasi baik terhadap kinerja produksi perusahaan di masa mendatang.
“Kami berharap untuk dapat segera melakukan penambangan atas cadangan mineral bawah tanah di Palu,” kata Agus lewat siaran pers, Rabu (11/12/2024).
Sebelumnya, BRMS turut menargetkan fasilitas pinjaman sebesar US$200 juta sampai dengan US$300 juta untuk memulai proyek tambang bawah tanah di Palu pada awal 2025.
Sebagian kecil fasilitas pinjaman perbankan itu, sekitar US$50 juta sampai dengan US$100 juta juga bakal diarahkan untuk kegiatan penambangan dan eskplorasi di Gorontalo Minerals.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.