Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump Menang Pilpres AS, Pasar Obligasi Dibayangi Tantangan

Pasar obligasi domestik diperkirakan ikut terdampak hasil pilpres AS usai Donald Trump menang telak.
Mantan Presiden AS Donald Trump saat acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin
Mantan Presiden AS Donald Trump saat acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar surat berharga negara (SBN) berpotensi menghadapi tantangan di tengah sejumlah sentimen eksternal seperti arah kebijakan moneter dan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) usai Donald Trump menang.

US 10-year treasury yield terpantau menutup perdagangan pada Selasa (5/11/2024) dengan kenaikan 2,96% ke 4,41% seiring dengan sinyal kemenangan kandidat Partai Republik Donald Trump dalam perhitungan sementara.

Melansir Fox News, Rabu (6/11/2024), Fox News Decision Desk memproyeksikan mantan Presiden Trump telah mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris.

Menurut hasil hitung cepat Fox News, Trump telah memperoleh 277 suara elektoral berbanding 226 suara milik Harris. Jumlah suara Trump sudah melewati batas minimal perolehan suara electoral college yang diperlukan untuk mengamankan kursi Presiden, yakni sebanyak 270 suara.

Kemenangan ini juga mengukir sejarah baru bagi AS. Trump menjadi presiden pertama yang menjabat sebanyak dua periode tidak berturut-turut sejak Grover Cleveland pada 1892 – dan ini merupakan presiden kedua dalam sejarah.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan dampak Pilpres AS terhadap pasar obligasi domestik terlihat dari pergerakan yield surat utang negara (SUN) bertenor 10 tahun yang mengalami kenaikan 5 basis poin ke 6,79%. 

“Dalam beberapa poll pilpres AS sebelumnya terdapat ekspektasi kemenangan Trump yang mendorong kenaikan yield UST, ini turut didukung dengan faktor rilis data ekonomi AS yang positif,” kata Josua, Rabu (6/11/2024). 

Josua mengemukakan kenaikan yield US Treasury sering kali berimbas pada yield obligasi negara berkembang, termasuk Indonesia, karena pergeseran arus investasi menuju aset yang lebih aman di AS. Tekanan pada pasar obligasi Indonesia juga terlihat dari penurunan incoming bids pada lelang SUN akhir Oktober ketika total tawaran yang masuk mencapai titik terendah tahun ini.

“Sentimen ini diperburuk dengan pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS yang masih berlanjut,” katanya. 

Hasil pilpres AS, lanjut Josua, memiliki potensi dampak lebih lanjut pada pasar obligasi jika memicu ekspektasi perubahan kebijakan fiskal atau perdagangan yang dapat mempengaruhi aliran investasi ke pasar negara berkembang.

Saat ini, pasar tengah diselimuti ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka pendek dan kemungkinan untuk menahannya pada Desember 2024. 

Di sisi lain, terdapat pula arah kebijakan Donald Trump yang bisa berdampak ke perekonomian dan pasar keuangan di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah kebijakan pemangkasan pajak perusahaan, kenaikan tarif impor, dan kebijakan terkait nilai tukar dolar AS. 

“Jika Donald Trump diasumsikan kembali menjadi presiden AS, maka terdapat potensi penguatan dolar AS sebagai hasil dari pendapatan tarif yang mungkin dialokasikan untuk stimulus fiskal. Penguatan dolar AS berpotensi memberikan tekanan pada mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Hal ini bisa meningkatkan biaya impor bagi Indonesia dan menambah tekanan inflasi domestik,” papar Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper