Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deretan Proyek Jumbo Vale (INCO), IUPK Diperpanjang hingga 20235

Emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) resmi meraih perpanjangan izin operasi (IUPK) hingga 28 Desember 2035.
CEO PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) Febriany bersama Chairman Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited Chen Xuehua (Chairman Chen) dan rombongan mengecek pengerjaan smelter nikel di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
CEO PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) Febriany bersama Chairman Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited Chen Xuehua (Chairman Chen) dan rombongan mengecek pengerjaan smelter nikel di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) resmi meraih perpanjangan izin operasi hingga 28 Desember 2035. INCO sendiri memiliki empat proyek jumbo hingga Rp160 triliun yang sedang berjalan. 

Berdasarkan catatan Bisnis, INCO tengah menggarap setidaknya empat proyek yang memiliki nilai investasi total mencapai Rp160 triliun. Proyek-proyek ini mencakup Sorowako HPAL, SOA HPAL, Bahodopi RKEF dan stainless steel, serta Pomalaa HPAL.

Pertama, Sorowako HPAL merupakan hasil kerja sama antara INCO dengan Huayou untuk membangun pabrik HPAL dengan kapasitas produksi mencapai 60.000 ton nikel per tahun dalam Mixed Hydroxide Product (MHP). 

Proyek ini diestimasikan memiliki nilai investasi sekitar Rp30 triliun dan direncanakan untuk melibatkan pabrikan otomotif serta investor non-China seperti POSCO, LG Chem, Ford, dan VW. Konstruksi Sorowako telah dimulai sejak akhir 2023 dan direncanakan akan melakukan hilirisasi lebih lanjut hingga precursor atau bahan dasar baterai.

Kedua, Proyek Bahodopi RKEF dan Stainless Steel memiliki nilai investasi Rp34 triliun. Pabrik RKEF dalam proyek ini direncanakan memiliki kapasitas produksi sekitar 73.000-80.000 ton nikel per tahun dalam bentuk Ferro-Nickel (FeNi) dan melibatkan kerja sama dengan perusahaan seperti TISCO dan Xinhai. 

RKEF Bahodopi ini diproyeksikan menjadi salah satu RKEF dengan intensitas emisi karbon terendah kedua setelah Sorowako karena menggunakan gas alam sebagai sumber energi, bukan batu bara. Proyek ini juga akan melakukan hilirisasi lebih lanjut hingga stainless steel.

Ketiga, proyek Pomalaa HPAL, dengan kapasitas produksi hingga 120.000 ton nikel per tahun, melibatkan investasi sebesar Rp66 triliun dengan kerja sama antara INCO, Huayou, dan Ford. Saat ini, konstruksi proyek ini sedang berlangsung dengan rencana hilirisasi lebih lanjut hingga mencakup precursor atau bahan dasar baterai.

Keempat, proyek SOA HPAL dengan nilai investasi hingga Rp30 triliun. Proyek ini telah menyelesaikan tahap eksplorasi akhir dengan potensi pabrik HPAL minimal 60.000 ton nikel per tahun dalam MHP. Rencananya, proyek ini akan melibatkan kerja sama dengan produsen otomotif lainnya untuk melakukan hilirisasi lebih lanjut hingga mencakup precursor.

Deretan Proyek Jumbo Vale (INCO), IUPK Diperpanjang hingga 20235

Seperti yang diketahui INCO baru saja menerima perpanjangan izin operasi untuk periode sampai 28 Desember 2035 setelah diterbitkannya Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada 13 Mei 2024. 

CEO Vale Indonesia Febriany Eddy menyebutkan IUPK yang diterima INCO pada 13 Mei 2024 memberikan kepastian hukum bagi INCO untuk beroperasi di wilayah konsesinya dan menjalankan strategi pertumbuhan bisnisnya.

Berdasarkan IUPK, INCO wajib menyelesaikan pembangunan fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian baru, termasuk fasilitas hilir lebih lanjut, dalam jangka waktu yang ditentukan. 

“Pengembangan ini akan dilakukan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, studi kelayakan, serta kebijakan dan praktik Perseroan termasuk praktik pertambangan yang baik serta lingkungan, sosial, dan tata kelola,” kata Eddy dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (16/5/2024). 

Sebagai pemegang IUPK, INCO kini diwajibkan untuk membayarkan bagi hasil IUPK sebesar 10% dari laba bersih kepada Pemerintah Republik Indonesia, sesuai ketentuan yang berlaku.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper