Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.099,26 pada Senin (13/5/2024). Saham dengan kapitalisasi jumbo seperti UNVR, AMMN, BBNI, dan BBCA mengalami penguatan hari ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG membukukan penguatan sebesar 0,15% atau 10,46 poin menuju posisi 7.099,26. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka di posisi 7.061,37 dan sempat mencapai level tertingginya di 7.111,60.
Tercatat, sebanyak 260 saham menguat, 318 saham menurun, dan 351 saham bergerak di tempat. Adapun kapitalisasi pasar atau market cap berada pada level Rp11.962,95 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar jumbo, terpantau saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) membukukan kenaikan sebesar 3,52% ke Rp2.650 per lembar.
Selain itu, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menguat 3,42% menuju level Rp9.825. Adapun saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik sebesar 2,36% menuju posisi Rp4.780 per lembar.
Di sisi lain, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) terkoreksi 2,07% menuju level Rp9.450. Posisi ini diikuti saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang turun 1,20% ke Rp6.200, dan saham PT Astra International Tbk. (ASII) melemah 0,98% ke Rp5.075.
Baca Juga
Adapun saham top gainers pada hari ini dihuni oleh PT Ladangbaja Murni Tbk. (BAJA) yang melesat 31,39% ke level Rp180. Posisi ini disusul saham PT Alta Energi Investama Tbk. (FIRE) dengan kenaikan 22,73% menuju level Rp108.
Selanjutnya, penghuni saham paling boncos atau top losers adalah PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) yang merosot 10,26% ke level Rp1.050. Sementara itu, saham PT PP Properti Tbk. (PPRO) ambles 10% menuju Rp9 per saham.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, sebelumnya memperkirakan bahwa IHSG akan bergerak mixed tetapi menguat terbatas di rentang Rp7.050 – Rp7.155.
Dia menyatakan ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada hari ini. Dari dalam negeri, koreksi IHSG selama sepekan seturut dengan berlanjutnya aksi outflow investor asing di pasar ekuitas domestik sebesar Rp2,99 triliun.
“Outflow masih terjadi pada saham perbankan big caps. Sementara itu, di akhir perdagangan pelaku pasar juga merespon negatif rilis cadangan devisa [cadev] nasional yang turun akibat depresiasi nilai tukar rupiah,” ujarnya dalam publikasi riset.
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Cadev pada April 2024 tercatat sebesar US$136,2 miliar, atau turun dari posisi bulan sebelumnya sebesar US$140,4 miliar. Meskipun Cadev menyusut, namun masih diatas standar kecukupan internasional.
Dari mancanegara, Bank Sentral Inggris (BoE) kembali mempertahankan suku bunga di level 5,25% pada Mei 2024. Suku bunga pada level tersebut stagnan dalam 6 pertemuan beruntun, sekaligus merupakan yang tertinggi sejak krisis subprime mortgage di tahun 2008.
Dari Asia, pelaku pasar mencermati over capacity produksi yang sedang terjadi di China seiring lambatnya pertumbuhan permintaan. Kondisi tersebut lantas berpengaruh pada penurunan harga, sehingga menurunkan margin.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
